Jakarta (ANTARA) - Bobby Setiabudi, pebulutangkis di nomor tunggal putra, berhasil melenggang ke babak 16 besar Kejuaraan Dunia Junior (WJC) 2019 setelah menundukkan Tae Rim Kim dari Korea Selatan dengan skor 21-17, 15-21, 21-13.

Dalam turnamen individu yang berlangsung di Kazan Rusia, Rabu, Bobby mampu membuktikan konsistensinya dalam pertandingan hingga mampu melaju ke babak kelima meski harus melakoni rubber game selama 50 menit.

Bobby mengaku mendapat pelajaran berharga dari kekalahan yang ia alami saat bermain di partai ketiga turnamen beregu beberapa hari lalu.

Baca juga: Leo/Indah kalahkan ganda India, raih kemenangan kedua hari ini

Di turnamen beregu WJC 2019, Indonesia yang sudah unggul 2-0 gagal mencetak kemenangan telak atas China akibat kekalahan Bobby dari Liu Liang dengan skor 17-21, 21-17, 20-22.

Beruntung Indonesia berhasil menghentikan China di partai keempat dengan skor akhir 3-1 dan merebut gelar juara serta membawa pulang Piala Suhandinata.

Bobby mengatakan, ia banyak belajar dan introspeksi dalam pertandingan tersebut dan kini lebih fokus ke pertandingan perorangan.

Baca juga: 265 pebulutangkis muda siap berlaga di Superliga Junior 2019

"Memang pengalaman yang bagus buat saya, tidak boleh lengah. Rasanya menyesal sekali karena sudah dua kali kejadian begini, waktu di AJC (Asia Junior Championships 2019) juga begitu. Saya turun di partai penentuan tapi kalah, harusnya juara malah menambah partai lagi. Waktu itu sudah 18-18, langsung blank dan kalah," kata Bobby dalam keterangan resmi PP PBSI di Jakarta, Rabu.

Meski begitu, keberhasilannya hingga mencapai babak 16 besar di nomor individu juga berkat dorongan dari rekan satu tim untuk tidak menyerah dan menyesali kekalahan.

"Saya tidak down dan memang seharusnya tidak boleh begitu, masih ada pertandingan perorangan. Tim menyemangati saya dan mengatakan untuk berjuang lagi. Kami sudah ada modal jadi juara di beregu, seharusnya lebih semangat di perorangan," tutur Bobby.

Baca juga: Soal Praveen, Hariyanto Arbi: bolos latihan itu tidak benar

Pewarta: Roy Rosa Bachtiar
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2019