"Saya sempat curiga ada bau gosong di sebelah rumah. Saya kira ada yang bakar sampah. Eh gak lama apinya ngegulung di atap rumah
Jakarta (ANTARA) - Dengan cekatan, Dwi Haryanti (41), memilah helai demi helai pakaian basah yang ada di hadapannya, Rabu (9/10) malam itu.

Celana panjang, kaos, daster, serta beberapa pakaian dalam ditumpuk menjadi satu pada lantai keramik yang gosong tanpa atap maupun dinding.
 
"Ya Allah. Cuma ini aja yang masih sisa," ujar Dwi dengan raut wajah gelisah di antara kepulan asap hitam dari sela rangka rumahnya yang terbakar.
 
Ibu rumah tangga yang berprofesi sebagai pengepul barang bekas itu merupakan satu dari 240 jiwa korban kebakaran yang menghanguskan puluhan rumah tinggal semi permanen di RT04 dan RT05 RW01 Kampung Dalam, Cawang, Kramat Jati, Jakarta Timur.
 
Dalam hitungan menit, tidak kurang dari 22 unit bangunan semi permanen yang dihuni 60 kepala keluarga ludes diamuk 'si jago merah' tepat setelah adzan Maghrib berkumandang.

Baca juga: 20 rumah di Cawang Atas terbakar akibat gas bocor
 
Kepanikan melanda perkampungan padat bangunan di belakang Apartamen Signature Park Jalan MT Haryono, Jakarta Timur itu.

Sebagian kaum perempuan sibuk menyelamatkan harta benda, sementara kaum pria berupaya keras memadamkan api dengan air seadanya dari waduk sekitar serta satu unit alat pompa konvensional.
 
Warga setempat tidak siap menghadapi bencana kebakaran karena mayoritas masih bekerja di luar perkampungan.

"Saya sempat curiga ada bau gosong di sebelah rumah. Saya kira ada yang bakar sampah. Eh gak lama apinya ngegulung di atap rumah. Mana si bapak (suami) masih ngojek, di rumah gak ada siapa-siapa, cuma anak saya yang kecil aja," kata Septianingsih (29), warga RT 05.
 
15 menit berselang, 80 personel Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan Jakarta Timur tiba menggunakan 16 unit armada pompa pemadam ke lokasi kejadian.

Baca juga: Sekitar 100 warga Cawang mengungsi akibat 40 rumah terbakar
 
Bukan perkara mudah bagi personel di bawah komando Kepala Seksi Damkar Jakarta Timur, Gatot Sulaeman, untuk bisa menembus hingga ke sumber api.

Lahan kosong milik pengembang apartemen yang disekat dinding kontainer akhirnya dijebol untuk menarik selang air menuju Kampung Dalam melintasi gang sempit yang becek dan berlumpur.
 
Petugas pemadam harus berhadapan dengan ledakan sejumlah tabung gas di tengah kobaran api yang menjilat cepat satu per satu bangunan. Petugas beradu cepat dengan embusan angin yang membawa api mendekat ke arah apartemen serta perkampungan sekitar.
 
"Sejak laporan kami terima pada pukul 18.50 WIB, api bisa kita kuasai pukul 19.05 WIB. Api di dua RT berhasil kita padamkan," kata Gatot.
 
Pemicu kebakaran
Api yang membakar kawasan di atas lahan seluas 2.000 meter per segi itu diduga bersumber dari kebocoran selang regulator gas di salah satu rumah penduduk di RT04 RW01 Kampung Dalam Cawang.

Namun ada pula yang berspekulasi penyebab kebakaran dipicu korsleting listrik.
 
Kesaksian warga yang mendengar ledakan sesaat sebelum kebakaran, membuat petugas Damkar Jakarta Timur berkesimpulan penyebab kebakaran bersumber dari kebocoran selang regulator tabung gas.
 
"Informasi awal, ada yang sedang memasak namun ditinggal pergi, lalu terjadi ledakan di dapur kemudian terjadi penyalaan di dapur dan merambat ke bangunan lainnya," kata Gatot.
 
Namun pernyataan itu ditepis Ketua RT05 Kampung Dalam Cawang, Muhammad Yusuf. Suara ledakan tabung gas terjadi setelah api membakar sejumlah rumah penduduk.
 
"Ada warga saya yang melihat korsleting listrik dari atas rumah warga merambat ke atap dan membakar rumahnya. Tapi saya belum bisa menyimpulkan penyebab pastinya apa," katanya.
 
Yusuf yang rumahnya juga ikut terbakar mengaku tidak sempat menyelamatkan satupun harta bendanya, sebab saat kejadian yang terpenting adalah nyawa dari istri dan dua anaknya.
 
"Saya lagi kerja, tiba-tiba ditelepon orang rumah, katanya kebakaran. Saya bilang tinggalkan aja rumahnya, cari tempat aman," katanya.
 
Rata-rata rumah yang terbakar dihuni sampai tiga kelapa keluarga, sebagian ada yang mengontrak rumah dan sebagian rumah milik.

Baca juga: Tiga warga Cawang korban kebakaran dibawa ke rumah sakit
 
Populasi penduduk di wilayahnya adalah masyarakat heterogen dari berbagai daerah di Indonesia dengan kemampuan ekonomi menengah ke bawah. Mereka ada yang berprofesi sebagai buruh cuci, pengepul barang bekas hingga pengendara ojek daring di Jakarta.
 
Kerugian
Musibah kebakaran yang baru kali pertama melanda Kampung Dalam Cawang ditaksir mencapai Rp1 miliar akibat harta benda yang terbakar serta timbulnya sejumlah korban luka.
 
Hingga Rabu dini hari, Camat Kramat Jati, Eka Darmawan mencatat sedikitnya tiga warga dilarikan ke Rumah Sakit Budi Asih akibat menderita patah kaki dan dua lainnya mengalami sesak nafas.
 
Korban yang menderita luka patah kaki diketahui seorang pria usia muda yang mencoba menyelamatkan barang berharga saat kebakaran terjadi. Sedangkan warga yang mengalami sesak nafas berasal dari lanjut usia yang kaget dengan kejadian itu.
 
Eka mengatakan dua unit tenda pengungsian ditetapkan berdiri di atas lapangan bola RT 05 yang berjarak selemparan batu di sisi utara dari lokasi kebakaran.
 
Tenda berikut dapur darurat langsung didirikan usai pemadaman api berlangsung dari bantuan Suku Dinas Sosial Jakarta Timur dan Palang Merah Indonesia (PMI).
 
PMI telah mempersiapkan kurang lebih 250 sampai 300 makanan sarapan pagi dan dapur umum untuk konsumsi pengungsi.
 
Eka juga menyebut bahwa korban kebakaran didominasi usia anak dengan rentang usia balita hingga 12 tahun. Mereka saat ini menjadi skala prioritas penanganan pengungsi selain kalangan manula.
 
"Saya sudah instruksikan agar korban dari kalangan pelajar ini diliburkan dulu dari aktivitas sekolah dengan pertimbangan psikis dan perlengkapan belajar yang terbakar," katanya.
 
Pihaknya juga meminta Dinas Pendidikan setempat untuk mendistribusikan bantuan perlengkapan belajar bagi korban anak di wilayah itu.
 
"Pak RW dan Pak RT akan data nanti berapa yang akan kita bantu, termasuk juga akan ada buku-buku perlengkapan sekolah anak, nanti kita sampaikan pada pihak sekolah bahwa ini belum bisa masuk sekolah, karena nanti takut ada yang ulangan kan nanti bisa nyusul," ujar Eka.
 
Cegah Kebakaran
Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Timur menggagas Gerakan Warga Cegah Musibah Kebakaran sejak September 2019.

Gerakan tersebut merupakan tindak lanjut Instruksi Gubernur 65 Tahun 2019 tentang antisipasi bahaya kebakaran.
 
Aksi tersebut dilaksanakan secara serentak di seluruh Kecamatan Jakarta Timur dengan melibatkan Suku Dinas Damkar, Satpol PP, Babinsa, Bimaspol, para Ketua RT, Ketua RW, Kader Dasawisma, Kader PKK, Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat, Lembaga Musyawarah Kelurahan, Karang Taruna dan Tokoh Agama dan Tokoh Masyarakat.
 
Dalam kegiatan ini Sekretaris Kota melakukan sosialisasi kepada warga dan pemasangan stiker ke rumah warga yang dinyatakan aman dari potensi kebakaran.
 
"Saya mengajak seluruh masyarakat agar peduli mengetahui dan melakukan tindakan pencegahan penyebab kebakaran. Seperti korsleting listrik karena instalasi yang tidak benar, pemakaian kabel yang tidak sesuai standar dan steker listrik yang bertumpuk," kata Sekretaris Kota Jaktim, Usmayadi.
 
Stiker dipasang setelah pihak terkait memastikan ruangan penempatan tabung gas mempunyai sirkulasi udara yang baik, selang gas tidak tertindih atau tertekuk dan pemasangan regulator erat dan tidak ada kebocoran.
 
Sekretaris Kota meminta agar disegerakan bentuk Sistem Keselamatan Lingkungan di tingkat RW dan Kelurahan.

Baca juga: Tenda pengungsi korban kebakaran Cawang didirikan usai pemadaman

Ia pun meminta para Ketua RW untuk turut memantau sosialisasi upaya pencegahan dan penanggulangan kebakaran.
 
Menurutnya, masyarakat wajib peduli dalam rangka pencegahan musibah kebakaran, khususnya kelurahan yang mendapatkan stiker waspada kebakaran sesuai dengan hasil pendataan.
 
Musibah kebakaran di Jakarta Timur telah melanda dua kawasan dalam dua bulan terakhir, yakni di Kelurahan Balimester dan Rawabunga Jatinegara dengan jumlah korban terdampak mencapai 480 jiwa, serta di Kampung Dalam Cawang 240 jiwa.
 
Program pemerintah dalam penanggulangan bencana kebakaran sudah sepatutnya diterapkan secara konsisten dari tingkatan rumah tangga hingga instansi terkait dalam membenahi potensi pemicu timbulnya kebakaran.
 
Agaknya, koordinasi yang kuat antarinstansi serta pengawasan yang ketat terhadap penyalahgunaan instalasi listrik sudah sepatutnya menjadi perhatian bersama guna meminimalisasi terulangnya kebakaran serupa.

Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2019