Mamuju (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat dan Kaikoukai Healtcare Corporation, menjalin kerja sama dalam pengembangan rumah sakit dan sumber daya manusia (SDM), khususnya pada tenaga medis, paramedis dan "nursing care" (care giver) atau perawat.

Kerja sama dengan perusahaan asal Jepang tersebut ditandai penandatanganan "Memorandum Of Understanding" (MoU), yang dilakukan oleh Gubernur Sulbar Ali Baal Masdar bersama Chief Operating Officer Healthcare Coporation Makoto Kawahara, di auditorium lantai 4 Kantor Gubernur Sulbar, Kamis.
.
Gubernur Sulbar Ali Baal Masdar mengatakan, kerja sama tersebut bertujuan mewujudkan pelayanan rumah sakit yang lebih optimal dan profesional serta SDM dengan kualitas keterampilan berstandar internasional.

"Kerja sama ini sebagai bukti keseriusan Pemprov Sulbar mewujudkan tenaga kerja yang terampil. Jadi selamat bagi anak-anakku para tenaga medis yang ingin meningkatkan kualitasnya di Jepang," ujar Ali Baal Masdar.

Gubernur menjelaskan, sebelum diberangkatkan ke Jepang, para tenaga medis itu terlebih dahulu akan diberikan sejumlah pelatihan, seperti bahasa Jepang dan Inggris, kemampuan menggunakan IT serta ilmu manajerial.

"Dalam waktu dekat kita akan membuka kelas bahasa Inggris, Jepang dan IT, termasuk ilmu manajerial, seperti bagaimana cara bekerja secara tim. Semuanya ini harus dikuasai sebelum diberangkatkan," kata Ali Baal Masdar.

Gubernur meminta kepada para tenaga medis dan masyarakat yang menempuh pendidikan di bidang kesehatan, baik negeri maupun swasta, sejak dini mempersiapkan diri untuk memanfaatkan peluang tersebut.

"Berbahagialah bagi anak-anakku yang sekolah di bidang kesehatan, baik negeri maupun swasta. Siapkan diri sejak dini untuk dilatih, dan dibawa ke Jepang untuk bekerja," tutur Ali Baal Masdar.

Untuk dapat mencapai hasil yang diinginkan dalam kerjasama itu, Ali Baal Masdar mengimbau OPD terkait untuk memperhatikan sejumlah hal, yakni melakukan perencanaan yang baik terutama berkaitan kebutuhan tenaga perawat yang perlu ditingkatkan dan menindaklanjuti kerjasama dengan tuntas dan terarah.

Juga tambah Gubernur, para OPD menjalankan kerjasama dengan orientasi hasil, disiplin dan pastikan berdampak bagi kemajuan rumah sakit dan dunia kesehatan di Sulbar dan keempat, menjaga hubungan dengan pihak Kaikoukai dengan sebaik-baiknya dan juga keberlanjutan kerjasama itu.

Sementara itu, Chief Operating Officer Healthcare Coporation Makoto Kawahara, mengaku sangat senang dengan adanya kerjasama bersama Pemprov Sulbar.

"Saya sangat senang mewakili Kaikoukai melakukan penandatanganan MoU dengan Pemprov Sulbar," tutur Makoto.

Makoto mengungkapkan, saat ini di Jepang mengalami kekurangan tenaga kerja care giver, bahkan diperkirakan pada 2025 Jepang akan mengalami kekurangan tenaga kerja care giver sebanyak 380 ribu orang.

"Seiring dengan adanya kerja sama ini, kami tidak hanya akan bekerjasama pada peningkatan kualitas tenaga kerja care giver dan pelayanan kesehatan saja, melainkan juga memberikan kesempatan kepada orang Indonesia yang ingin mengembangkan karirnya sebagai care giver untuk bekerja di Jepang,"terang Makoto.

Ia berharap, melalui kerjasama sama tersebut ke depan banyak orang Indonesia yang akan bekerja di Jepang.

"Kami menunggu kedatangan para tenaga kerja care giver dari Indonesia dan berharap Indonesia dapat membantu Jepang. Hubungan kerja sama ini semoga dapat berkembang menjadi hubungan baik antara Indonesia dengan Jepang," terang Makoto.

Di sela-sela acara penandatanganan MoU tersebut, Gubernur Sulbar menyerahkan penghargaan Warisan Budaya Tak Benda Indonesia 2019 dari pemerintah pusat kepada Sekprov Sulbar Muhammad Idris.

Penghargaan tersebut, diterima Gubernur Sulbar pada Selasa 8 Oktober lalu, di Istora Gelora Bung Karno (GBK) Senayan Jakarta, sebagai wujud apresiasi pemerintah pusat terhadap budaya Mandar, yang meliputi Kalindaq-daq, Pakkacaping Tommuane, Pande Bassi, Panette dan Siwali Parriq.


 

Pewarta: Amirullah
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2019