Lebak (ANTARA) - Ulama kharismatik Kabupaten Lebak, Banten, KH Hasan Basri menilai sosok Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Polhukam) Wiranto cukup baik dan religius.

"Kami merasa terpukul ketika mendengar Pak Wiranto menjadi korban penusukan di Alun-Alun Menes, Pandeglang, Kamis (10/10) dan pelakunya Syahril-Fitri sebagai oknum pasangan suami isteri." kata KH Hasan Basri di Lebak, Sabtu.

Kebaikan Menkopolhukam itu dapat dirasakan masyarakat Indonesia ketika terjadi peralihan pemerintahan dari Presiden Soeharto ke BJ Habibie pada 1998.

Wiranto sebagai Panglima ABRI (sekarang Panglima TNI) pada Maret 1998 memberikan perlindungan keamanan kepada seluruh rakyat.

Selain itu juga Wiranto tidak melakukan kekuasaan untuk mengambilalih pemerintahan pasca- Presiden Soeharto jatuh.

Figur Wiranto hanya memikirkan bagaimana ke depan Indonesia lebih maju dan lebih kuat menjalin persatuan dan kesatuan bangsa tanpa terjadi perpecahan keutuhan NKRI.

"Dedikasi dan integritas Wiranto sebagai Panglima ABRI memiliki tanggung jawab untuk keberlangsungan masa depan bangsa Indonesia yang aman dan damai," katanya menjelaskan.

Menurut dia, Wiranto juga sangat dekat dengan ulama karena dinilai ulama cukup berperan di masyarakat sebagai pembimbing agama.

Bahkan, dirinya bersama 30 ulama se-Banten diundang ke Kantornya di Jakarta.

Undangan itu, kata dia, Wiranto berpesan agar ulama menyampaikan kedamaian, kecintaan dan toleransi.

Sebab, masyarakat Indonesia memiliki keanekaragaman perbedaan agama, suku, bahasa dan budaya.

Namun, di tengah perbedaan tersebut menjadikan kekuatan untuk meningkatkan persatuan dan kesatuan.

Ia juga menyatakan prihatin Menkopolhukam menjadi korban kekerasan dengan penusukan yang dilakukan oknum pasangan suami isteri yang terpapar jaringan terorisme.

Baca juga: PBNU minta aparat tindak tegas pelaku terorisme

Baca juga: Surya Paloh sebut Wiranto sudah di kamar rawat inap

Baca juga: Fadel: Wiranto sudah tidak ada tindakan khusus tinggal pemulihan

 

Pewarta: Mansyur suryana
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2019