Kudus (ANTARA News) - Ribuan umat Tri Dharma se-Jawa Tengah dan Jawa Timur, Minggu (11/1) memadati Klenteng TITD Hok Tin Bio, Kudus dalam rangka perayaan Bwee Gee atau yang lebih dikenal dengan hari berterima kasih kepada Dewa Bumi. Perayaan Bwee Gee yang dipusatkan di Kudus tampak meriah, mengingat ratusan umat Tri Dharma dari 20 klenteng yang ada di Pulau Jawa dan Madura, ikut serta dalam perayaan kali ini. Perayaan yang dikemas dalam bentuk kirab, masing-masing kelenteng mengusung tandu berisi patung dewa yang diarak mengelilingi jalan-jalan protokol di Kudus. Menurut penasehat acara, Suryanto, kirab ini merupakan bentuk terima kasih kepada Dewa Bumi yang telah menjaga dan memelihara alam semesta. "Setidaknya, umat manusia dapat menikmati segala hasil bumi. Baik melalui hasil pertanian atau perdagangan," ujarnya. Kirab tersebut juga untuk memperingati hari ulang tahun ke-246 vihara tertua di Kudus TITD Hok Tik Bio Tanjung Karang dan untuk menyambut Tahun Baru Imlek. "Selama satu tahun kedepan, kami berharap berkah dewa bumi selalu mengiringi kehidupan umat manusia," ujarnya. Selain itu, pihanya juga berharap berkah dari dewa bumi untuk dijauhkan dari segala macam bencana. Ia mengatakan, sepanjang tahun ini umat manusia sudah dijaga. Untuk itu, pihaknya juga memohon agar rakyat Indonesia pada umumnya dijauhkan dari segala bencana alam. Semangat merayakan hari berterima kasih terhadap Dewa Bumi atau Dho Tee Kong, juga terlihat banyaknya peserta kirab perempuan yang ikut dalam acara tersebut. Bahkan, semangat mereka tidak kalah dibanding dengan kaum lelaki dalam membawa tandu yang berisi dewa mereka dengan bobot yang tidak ringan. Kirab tersebut juga menarik perhatian warga yang dilalui rute kirab, mengingat kirab tersebut juga menampilkan sejumlah atraksi dan tontotan menarik dari kepercayaan umat Tri Dharma. Setelah sampai di Vihara Hok Hien Bio peserta kirab kembali ke vihara Hok Tin Bio sebagai tempat awal perjalanan kirab tersebut. Berdasarkan sejarah, munculnya Bwee Gee dalam kepercayaan masyarakat Tionghoa, disebutkan sebagai rasa terima kasihnya kepada seorang pejabat negara (kepala pajak) yang jujur, bersih, dan bijaksana, bernama Hok Tik Cing Sin. Karena Kebijaksanaannya, rakyat sangat menghormati dan mencintainya. Atas kebijaksanaan dan kejujurannya itu, Hok Tik Cing Sin diangkat Dhi Kong/Tuhan Yang Maha Esa menjadi Dho Tee Kong atau Dewa Bumi yang diberi tugas menjaga dan memelihara alam sekitar. Oleh karena itu, setiap menjelang Imlek, umat TITD menggelar perayaan Bwee Gee sebagai ungkapan terima kasih atas karunia Dewa Bumi dalam menjaga alam sekitar sepanjang tahun. Suryanto berharap, agar keteladanan hidup dari Dewa Bumi bisa mengilhami para pemimpin di negeri ini dalam menjalankan roda pemerintahan selalu memikirkan rakyat agar dapat hidup lebih makmur, aman, dan damai.(*)

Pewarta:
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009