“Bumi ini milik Allah, terlepas dari batasan negara yang sifatnya artifisial,” ujar Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Prof. Dr. Dadang Kahmad dalam sambutannya saat membuka Musyawarah Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah & Aisyiyah (PCIM-PCIA)
Kuala Lumpur (ANTARA) - Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof Dr Dadang Kahmad meminta anggota persyarikatan menjadi warga global atau global citizen. “Bumi ini milik Allah, terlepas dari batasan negara yang sifatnya artifisial,” ujar Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Prof. Dr. Dadang Kahmad dalam sambutannya saat membuka Musyawarah Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah & Aisyiyah (PCIM-PCIA) Malaysia di Kuala Lumpur, Minggu.

Oleh karena itu, ujar dia, pergerakan Muhammadiyah dan warganya harus meluas, mencakup masyarakat dunia maka setiap aktivis Muhammadiyah seharusnya menjadi global citizen.

“Paradigma global citizen ini menjadi penting dalam rangka upaya internasionalisasi Muhammadiyah memasuki usianya di abad kedua ini,” katanya.

Di situ, ujar dosen UIN Gunung Jati tersebut, peran PCIM menjadi krusial untuk mempersiapkan warganya menjadi warga global.

Baca juga: Muhammadiyah bakal buka kampus di luar negeri
Sekitar 150 anggota PCIM-PCIA Malaysia mengadakan Muscab III untuk mendengarkan Laporan Pertanggungjawaban (LPJ) pengurus periode 2015-2019.

Saat ini dibawah naungan PCIM-PCIA ada tujuh Ranting Istimewa Muhammadiyah dan lima Ranting Istimewa Aisyiyah.

Selain itu ada IMM, Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) dan juga LAZISMU Malaysia.

Mengapresiasi perkembangan ini, Dadang Kahmad yang juga membawahi Majelis Pustaka dan Informasi PP Muhammadiyah berharap agar PCIM Malaysia menjadi bangunan yang terorganisir ("Bunyan Marsus") yang memperkuat barisan keummatan dan keIndonesiaan.
Dalam sambutannya mantan ketua PWM Jawa Barat ini bercerita tentang pengalaman beliau memaparkan di hadapan Ormas-ormas se-Indonesia tentang pengalaman Muhammadiyah membangun nilai kebangsaan melalui ribuan institusi pendidikan dan kesehatannya.

Saat ditanya tentang asal usul dananya, Dadang Kahmad menjelaskan ciri-ciri pergerakan Muhammadiyah.

Baca juga: Muhammadiyah : Kebijakan Politik LN Indonesia Perlu Reposisi
“Ada tiga ciri yang melandasi persyarikatan: ikhlas, ihsan dan ingin bermanfaat untuk orang banyak."

Berlandaskan ini, dan tentunya dengan izin Allah, Muhammadiyah menjadi besar dan eksis sampai sekarang.

“Juga, fokus Muhammadiyah lebih ke pembinaan dan pencerdasan ummat, tidak masuk ke domain politik,” katanya.

Di akhir sambutannya, Dadang berharap PCIM Malaysia turut mendukung program inovasi media digital Muhammadiyah serta ikut mensukseskan Muktamar 2020 dengan tema memajukan indonesia mencerahkan semesta.
Baca juga: 30 Perguruan Tinggi Muhammadiyah gandeng Universitas Brunei
 

Pewarta: Agus Setiawan
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2019