Makassar (ANTARA) - Pulau Bontosua yang merupakan salah satu pulau di Kabupaten Pangkep, Sulawesi Selatan menjadi lokasi percontohan penyelamatan terumbu karang.

Hal itu dikemukakan Ketua Kelompok masyarakat Pulau Bontosua, Muhammad Ridwan menanggapi upaya penyelamatan terumbu karang di wilayahnya, Senin.

Penyelamatan terumbu karang ini dengan menanam jaring "laba-laba" di dasar laut telah diawali di Pulau Badi kemudian ke Pulau Bontosua. Upaya itu dilakukan PT Mars Symbioscience Indonesia bekerja sama dengan pemerintah setempat dan Universitas Hasanuddin.

Sebelumnya, Direktur Program "Marine Sustainability" Mars Symbioscience Indonesia Noel Janetski mengatakan pihaknya telah fokus mencari cara yang paling baik untuk merehabilitasi terumbu karang agar rehabilitasi dapat dilakukan dalam skala besar, dan akhirnya menciptakan sistem struktur laba-laba yang memungkinkan hal tersebut dilakukan dengan melibatkan masyarakat setempat.

Upaya itu sudah dilakukan sejak tahun 2007 dengan menggunakan sistem Biorock untuk rehabilitasi terumbu karang, namun metode ini membutuhkan biaya yang besar sehingga sulit dilakukan dalam skala besar.

Melalui serangkaian penelitian dan uji coba, akhirnya PT Mars menemukan sistem dengan membuat struktur laba-laba yang lebih memungkinkan untuk dilaksanakan pada areal yang luas.

Baca juga: 900 fragmen karang ditanam pulihkan ekosistem Pulau Bunaken
Baca juga: Pelni gelontorkan Rp775 juta tanam terumbu karang di Ternate


Struktur laba-laba ini terbuat dari besi cor tujuh milimeter yang dilapisi dengan obat anti karat, resin, kemudian dilapisi dengan pasir. Besi cor dilas berbentuk heksagonal, menyerupai laba-laba dengan enam kaki. Tingginya 40 cm, namun dapat dibuat lebih rendah, jika arus laut lebih kuat

Setiap rangka laba-laba dilekatkan 18 pecahan terumbu karang yang dalam waktu satu tahun akan tumbuh menutupi keseluruhan struktur tersebut. Struktur laba-laba ini akan diikat dan disusun sedemikian rupa di dasar laut, kemudian diikatkan ke patok untuk memastikan struktur tersebut tidak terbawa arus laut.

Kegiatan ini mendapat dukungan penuh dari Bupati Pangkep, DKP Pangkep, Universitas Hasanuddin, Polres Pangkep, masyarakat Pulau Bontosua, serta pemangku kebijakan kepentingan lainnya.

Hal itu diakui Ahmad bahwa kolaborasi bersama dalam melakukan sistem pengelolaan pulau dan sumber daya yang dimiliki ini dapat membangun masyarakat pesisir melakukan sistem perikanan yang berkelanjutan.

Baca juga: BPJS-TK konservasi terumbu karang Pantai Mutiara
Baca juga: Dukung konservasi alam Kepulauan Seribu, BUMN reasuransi tanam mangrove dan transplantasi terumbu karang

 

Pewarta: Suriani Mappong
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2019