Jakarta (ANTARA) - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution membeberkan untung rugi porsi ekspor impor yang tidak besar terhadap produk domestik bruto (PDB) menyikapi situasi perekonomian global yang melesu.

"Indonesia adalah negara dengan penduduk besar, skala ekonomi juga besar tapi porsi ekspor impor dalam ekonomi tidak terlalu besar," katanya dalam forum investasi dan perdagangan yang diadakan Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) di Jakarta, Selasa.

Menurut Menko Perekonomian, keuntungan porsi ekspor impor yang tidak besar adalah kondisi ekonomi Indonesia yang tidak terdampak lebih buruk, ketika ekonomi dunia saat ini sedang melambat.

Baca juga: Pengelolaan ekonomi makro-fiskal harus lesatkan kinerja ekspor

Meski mengakui pertumbuhan ekonomi RI menurun, tapi Darmin menyebut persentasenya tidak banyak dan masih bertahan pada angka lima persen.

Darmin melanjutkan kondisi itu berbeda dengan negara lain, seperti China yang pertumbuhan ekonominya merosot tajam dari delapan persen menjadi sekitar enam persen.

Demikian juga Singapura, kata dia, yang disebut pertumbuhan ekonominya terpukul akibat perlambatan ekonomi global.

Baca juga: DEN: Impor solar distop, energi terbarukan hemat APBN triliunan rupiah

Namun, di sisi lain, hal tersebut memberikan kelemahan yakni ketika situasi ekonomi dunia pulih, maka pertumbuhan ekonomi negara yang porsi ekspor impornya besar terhadap PDB, bisa melampaui Indonesia.

"Tentu kita anggap itu, walau ada kelemahannya, itu bukan sesuatu yang pantas dipertahankan," katanya.

Untuk itu, Ia mendorong pertumbuhan ekspor agar ketika ekonomi dunia tumbuh tinggi, maka Indonesia juga menikmati pertumbuhan itu.

Ia mendorong penciptaan sumber daya saing baru seperti industri petrokimia yang menghasilkan poliester untuk kebutuhan ekspor tekstil dan produk tekstil.

Begitu juga sumber keunggulan lain seperti holtikultura dan kayu yang menambah daya saing kuat di internasional.

Namun, ia memberi catatan agar ekspor tidak bertumpu hanya ekspor produk dari sumber daya alam.

"Itu semua adalah sumber keunggulan, sumber daya saing yang buat kita bersaing dengan dunia internasional, tapi jangan ekspor barang mentah terus," katanya.

Pewarta: Dewa Ketut Sudiarta Wiguna
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2019