kami akan membantu mereka dengan menggratiskan biaya penyambungan listrik. PLN juga akan mewajibkan satu pegawainya untuk membiayai penyambungan listrik bagi satu rumah tangga miskin.
Purwokerto (ANTARA) - Sebanyak 7.000 rumah tangga miskin di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, belum teraliri listrik, kata Manajer Pemasaran dan Pelayanan PT PLN Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) Purwokerto Edi Cahyanto.

"Oleh karena itu, kami akan membantu mereka dengan menggratiskan biaya penyambungan listrik. PLN juga akan mewajibkan satu pegawainya untuk membiayai penyambungan listrik bagi satu rumah tangga miskin," katanya saat ditemui di sela acara Multi Stakeholder Forum PLN 2019 di Pendopo Si Panji, Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Selasa.

Terkait dengan hal itu, dia mengatakan sebanyak 1.062 rumah tangga miskin akan teraliri listrik hingga akhir Oktober 2019 dan sisanya dilakukan secara bertahap melalui bantuan program pertanggungjawaban sosial perusahaan (corporate social responsibility/CSR) hingga tahun 2020.

Dengan demikian, kata dia, seluruh rumah tangga miskin di Kabupaten Banyumas ditargetkan akan teraliri listrik hingga tahun 2020.

Dia mengatakan ketersediaan listrik di wilayah kerja PT PLN UP3 Purwokerto saat ini sebesar 333 megawatt (MW) dan baru terpakai sekitar 37 persen (123,21 MW, red.), sehingga masih ada cadangan sebanyak 63 persen (209,79 MW).

Baca juga: Toshiba bangun sistem energi bebas CO2 untuk Indonesia

Menurut dia, dengan ketersediaan listrik sebanyak itu, PT PLN UP3 Purwokerto bisa membantu Pemerintah Kabupaten Banyumas dalam pembangunan dan siap mendukung investasi.

"Setiap saat PT PLN UP3 Purwokerto siap menyuplai listrik untuk investor yang akan mengembangkan usahanya di Banyumas," katanya.

Sementara itu saat membuka acara Multi Stakeholder Forum PLN 2019 dengan tema Sinergi Terangi Negeri, Manajer PT PLN UP3 Purwokerto Armunanto mengatakan di Kabupaten Banyumas terdapat empat unit layanan pelanggan (ULP), yakni ULP Purwokerto Kota, ULP Wangon, ULP Banyumas, dan ULP Ajibarang.

Menurut dia, kelistrikan di Banyumas disuplai oleh tiga gardu induk yang berada di Kalibakal, Rawalo, dan Ajibarang dengan total kapasitas 333 MW.

"Beban penggunaan listrik masyarakat Banyumas sebesar 124 MW atau sekitar 37 persen, sehingga terjadi surplus sebesar 63 persen," katanya.

Ia mengatakan Pemkab Banyumas telah mendukung secara maksimal industri listrik PLN sehingga mengalami pertumbuhan sebesar 7,74 persen pada 2019 dengan pengembangan kawasan industri, pariwisata, dan bisnis.

Menurut dia, hal itu terealisasi dengan adanya layanan satu pintu di Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu (DPMPPTSP) Kabupaten Banyumas.

"Lewat CSR PLN pun telah mengadakan program One Man One Hope yang merupakan program untuk 7.000 warga Banyumas yang masih belum merupakan pelanggan listrik mandiri," katanya.

Baca juga: Mahasiswa EPT 2018 ingatkan medan berat untuk melistriki Mimika

Wakil Bupati Banyumas Sadewo Tri Lastiono meminta PLN untuk meningkatkan pelayanan tidak hanya kepada pejabat, tapi untuk seluruh pelanggan.

Menurut dia, hal itu karena listrik merupakan kebutuhan dan aktivitas akan lumpuh tanpa energi listrik.

"PLN jangan sampai mengecewakan investor. Jangan sampai investor datang, listrik tidak ada," katanya.

Dalam acara tersebut juga ditandatangani Deklarasi Integritas yang dilakukan oleh PLN dan para pemangku kepentingan yang hadir dalam kegiatan itu.

Pewarta: Sumarwoto
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2019