Secara umum terdapat beberapa yang kurang sehat utamanya anak-anak. Tetapi pastinya penyakit baru indikasi demam, dan sudah diambil langkah-langkah di  Kesehatan Pelabuhan dan Dinas Kesehatan
Baubau (ANTARA) - Sebanyak 111 orang pengungsi korban konflik Wamena, Provinsi Papua, tiba di Pelabuhan Murhum, Kota Baubau, Sulawesi Tenggara, dengan menumpangi KM Dorolonda milik PT Pelni, Selasa.

Pengungsi dari sejumlah daerah di Sultra yang terdiri atas orang dewasa, anak-anak hingga balita itu, langsung mendapatkan pemeriksaan kesehatan dari Karantina Kesehatan Pelabuhan, Dinas Kesehatan dan PMI daerah setempat saat tiba di ruang tunggu terminal pelabuhan itu.

Usai pemeriksaan kesehatan pengungsi yang terdiri dari Baubau sebanyak 66 orang, Kabupaten Muna 27 orang, Buton Tengah 22 orang, Muna Barat dan Buton Selatan masing-masing 3 orang, Kendari 2 orang, Buton dan Bombana masing-masing 1 orang, langsung diarahkan ke rumah jabatan wakil wali kota Baubau.

Wakil Wali Kota Baubau, La Ode Ahmad Monianse mengatakan, penjemputan pengungsi korban konflik Wamena tersebut setelah pihaknya menerima informasi, yang kemudian langsung mengkoordinasikan dengan instansi terkait di Pemkot Baubau.

"Kita juga koordinasi ini dengan pihak pelabuhan, Pelni dan kesehatan pelabuhan, sehingga dengan kolaborasi itu membantu saudara-saudara kita yang datang dari Wamena tersebut," kata Monianse, seusai menjemput para pengungsi di pelabuhan Murhum Baubau.

Ia mengatakan para pengungsi itu, selain mendapat pemeriksaan darah karena mengingat mereka berasal dari daerah endemis malaria, juga memantau mereka apabila ada balita dan ibu hamil yang dalam perjalanan mengalami sakit.
 

Ribuan pengungsi Wamena pulang kampung gunakan kapal laut


"Secara umum terdapat beberapa yang kurang sehat utamanya anak-anak. Tetapi pastinya penyakit baru indikasi demam, dan sudah diambil langkah-langkah di  Kesehatan Pelabuhan dan Dinas Kesehatan," katanya.

Terkait adanya anak-anak pengungsi yang masing sekolah, menurutnya, berdasarkan pengalaman kasus gempa dan kabut asap, pemerintah pusat telah mengeluarkan instruksi bahwa anak-anak dari dua kasus itu dilayani pendikannya ditempat pengungsian.

"Dan mudah-mudahan juga untuk kasus Wamena ini kita akan dapatkan petunjuk lebih lanjut dari pemerintah pusat. Tapi paling tidak sambil menunggu petunjuk itu, pemda akan mengambil langkah dengan mendata mereka sekolahnya di Wamena, sehingga akan kita layani pendidikannya di Baubau," kata Monianse.

Sementara itu, Kepala PT Pelni Cabang Baubau, Capt Akhmad Sadikin mengatakan, jumlah pengungsi Wamena berdasarkan data diterimanya yang menumpangi KM Dorolonda sebanyak 1.157 orang.
 
Wakil Wali Kota Baubau, La Ode Ahmad Monianse (tengah) dan Kepala PT Pelni Cabang Baubau, Capt Akhmad Sadikin (baju biru) saat melihat dari dekat pemeriksaan kesehatan terhadap pengungsi Wamena asal Sulawesi Tenggara (Sultra) saat tiba di Pelabuhan Murhum Baubau, Selasa. (FOTO ANTARA/Azis Senong)

"Jadi itu terbagi-bagi setiap daerah, ada yang turun di Pelabuhan Sorong, Ambon, Surabaya, Makassar, Baubau dan Jakarta," ujarnya.

Menurutnya, data jumlah penumpang pengungsi belum valid. Sebab, data awal penumpang Baubau yang terdata dikapal sebanyak 78 orang berbeda saat tiba di daerah.

"Jadi saat kapal akan berangkat banyak orang yang naik yang kategori eksodus pengungsi, sehingga mungkin belum sempat terdata," katanya.

Ia menambahkan  pengungsi yang menumpangi KM Dobonsolo itu merupakan pengungsi gelombang ketiga tiba di Baubau, setelah sebelumnya dan KM Ciremai dan KM Sinabung.

Baca juga: Pemprov Sultra tangani eksodus korban kerusuhan Wamena Papua

Baca juga: Papua Terkini - 1.300 warga Sulsel di Papua mengungsi

Baca juga: Pemprov fasilitasi warga Sulut ingin tinggalkan Wamena-Papua

 

Pewarta: Abdul Azis Senong
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2019