Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta akan memulai lagi membersihkan kolong jalan tol dari hunian liar, guna penataan dan memfungsikannya sebagai ruang terbuka dan sarana yang tidak membahayakan jalan tol. Pemprov DKI menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan Departemen Pekerjaan Umum (PU) dan PT Jasa Marga serta PT Citra Marga Nusaphala Persada (CMNP) sebagai pengelola jalan tol di Balaikota Jakarta, Selasa, untuk menertibkan penggunaan kolong jalan tol. Berdasarkan nota kesepahaman itu, Departemen PU mengijinkan Pemda DKI untuk melakukan penataan, pemanfaatan, pemeliharaan dan pengamanan kolong tol dengan memfungsikannya sebagai ruang terbuka hijau dan sarana yang tidak membahayakan jalan tol. Ruas jalan tol yang akan dibersihkan berdasarkan MoU itu adalah ruas Cawang- Tanjung Priok- Ancol Timur- Jembatan Tiga/Pluit dan ruas Cawang- Tomang- Pluit serta ruas Prof Dr Sedyatmo. Menteri PU Djoko Kirmanto mengatakan pembersihan itu penting karena membahayakan bagi penghuni kolong tol dan pengguna jalan tol, misalnya potensi kebakaran. "Sangat membahayakan, kebakaran sering terjadi. Tahun 2007 saja sudah dua kali, Mei dan Agustus. Biaya puluhan miliar dibutuhkan PT CMNP untuk membangun jalan tol lagi. Belum lagi dengan kemacetan, ruginya luar biasa," kata Menteri seusai penandatanganan. Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo menyebut pembersihan ditargetkan selesai pada akhir tahun. "Sebelum 2009 diharapkan selesai. Kita meminta dengan hormat pemahaman masyarakat, ini untuk menegakkan UU," katanya. Asisten Pembangunan Sekda Provinsi DKI Sarwo Handayani melaporkan penertiban telah dilakukan di tujuh kelurahan disepanjang koridor jalan tol Wiyoto Wiyono (ruas Priok- Pluit) di wilayah Jakarta Utara yaitu di Kelurahan Sungai Bambu, Warakas, Papanggo, Pademangan Timur, Ancol, Penjaringan dan Pejagalan. "Dari sekitar 14.000 kepala keluarga (KK) hunian liar yang terdata, penertiban termasuk pembayaran uang kerohiman dan pembongkaran bangunan sampai saat ini menyisakan sekitar 2.000 KK," papar Sarwo. Gubernur mengatakan sebagian penghuni liar itu akan ditawarkan untuk tinggal di rusun Marunda.(*)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008