Pertumbuhan konsumsi rumah tangga itu yang menjaga kita tembus lima persen
Jakarta (ANTARA) - Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro menyebutkan bahwa untuk lima tahun ke depan Indonesia harus ramah terhadap investasi agar perekonomian semakin membaik.

“Indonesia mau tidak mau harus ekonomi yang fokus dan ramah terhadap investasi karena itu yang bisa membuat pertumbuhan lebih tinggi dari pada yang biasa kita alami dalam lima tahun terakhir,” katanya saat ditemui di Kantor Bappenas, Jakarta, Jumat.

Ia menuturkan selama ini konsumsi rumah tangga yang merupakan faktor utama pada perekonomian Indonesia hanya bisa menstabilkan dan belum mampu membuatnya tumbuh lebih tinggi sehingga perlu adanya peran dari investasi agar bisa menghasilkan tren yang lebih baik.

Baca juga: Kepala Bappenas dukung perkembangan keuangan syariah Indonesia

“Pertumbuhan konsumsi rumah tangga itu yang menjaga kita tembus lima persen. Tetapi kalau mau 5,6 persen atau enam persen maka bedanya harus ada pendorong investasi. Jadi itu tekanan saya kenapa investasi jadi prioritas,” katanya.

Menurutnya, Indonesia perlu fokus pada suatu bidang investasi seperti meningkatkan daya saing di bidang manufaktur karena dinilai akan lebih efektif dalam memajukan perekonomian.

“Berikan penekanan investasi yang diprioritaskan di Indonesia seperti bidang manufaktur. Bukan berarti yang lain enggak penting tapi ini karena harus jadi fokus perhatian,” ujarnya.

Oleh sebab itu, Ia berharap agar pemerintahan presiden dan wakil presiden terpilih periode 2019-2024 yaitu Joko Widodo dan Ma’ruf Amin memiliki rencana untuk membentuk adanya Kementerian Investasi untuk mendorong pertumbuhan sektor tersebut.

“Barang kali kita harus seperti yang ada di luar harus ada Kementerian Investasi supaya fokus,” ujarnya.

Sebelumnya pada Kamis (10/10), Bambang juga telah mengimbau para pengusaha untuk bisa meningkatkan industri manufaktur dalam rangka mendorong pertumbuhan perekonomian Indonesia.

Bambang menyebutkan Indonesia sudah terlalu lama bergantung pada berbagai komoditas terutama minyak dan batu bara sehingga sekarang adalah saatnya industri pengolahan nonmigas menjadi penopang utama ekonomi.

“Jangan pernah kita tergantung ke sumber daya alam apapun bentuknya karena ketergantungan SDA itu artinya kita menggantungkan diri kepada fluktuasi harga komoditas internasional,” katanya saat ditemui di Kantor Bappenas, Jakarta.

Baca juga: Bappenas akan tindak lanjuti permintaan masyarakat Suku Dayak
Baca juga: Pesantren dan agen perubahan strategis SDGs-14 ekosistem laut

Pewarta: Astrid Faidlatul Habibah
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2019