bermain dengan gawai, anak sibuk sendiri
Bukittinggi (ANTARA) - Masyarakat yang rindu pada ragam permainan sekaligus jajanan tradisional Sumatera Barat, pada akhir pekan ini dapat menikmatinya di Lapangan Wirabraja Bukittinggi, dikemas dalam Festival Permainan Anak Nagari.
 
Panitia acara sekaligus tokoh masyarakat setempat Dedi Fatria Dt Mangkuto Sutan di Bukittinggi, Sabtu, mengatakan, Lembaga Kerapatan Adat Alam Minangkabau (LKAAM) Bukittinggi berkeinginan mengenalkan dan menghidupkan kembali permainan tradisional.

Festival tersebut digelar selama dua hari pada Sabtu (19/10) dan Minggu(20/10).

Selain pelajar jenjang SD dan SMP yang bisa menjadi peserta lomba permainan tradisional, masyarakat lainnya juga tetap dapat menikmati acara tersebut karena tersedia gerai jajanan tradisional.

Permainan tradisional yang ditampilkan dalam festival itu seperti congklak, egrang, gasing dan lainnya dinilai bisa menjadi sarana bermain yang membantu membentuk karakter anak.

Dalam permainan tradisional, anak lebih banyak bergerak dan membuat mereka berinteraksi dengan teman seusianya, kata Dedi.

Baca juga: Mendikbud ajak masyarakat lestarikan permainan tradisional


"Hal itu berbeda jika dibandingkan permainan anak masa kini, bermain dengan gawai. Anak sibuk sendiri dan menunduk terus memandangi layar gawai," katanya.

Ia mengharapkan, setiap sekolah bisa menyediakan waktu khusus bagi anak untuk mengenal dan menikmati permainan tradisional tersebut.

Festival permainan anak nagari itu juga terlaksana karena dukungan dari Kementerian Pemuda dan Olahraga.

Wali Kota Bukittinggi M Ramlam Nurmatias mengatakan festival permainan tradisional diharapkan membantu mengurangi kegemaran anak terhadap gawai.

"Setelah mengenal dan menikmati permainan itu hari ini dan besok, semoga bisa memberi kesan menyenangkan lalu memancing kreativitas anak untuk membuat permainan baru sesuai selera mereka," katanya.

Dalam festival tersebut terdapat sembilan permainan tradisional yang dilombakan yaitu lore, congklak, tarompa sayak, tangkelek panjang, egrang, galah, kampar, patok lele dan gasiang.

Sementara di sisi lapangan tersedia aneka jajanan tradisional yang dapat dinikmati pengunjung sembari menyaksikan permainan tradisional yang dilombakan.* 

Baca juga: Permainan tradisional cegah ketergantungan gawai pada anak
 

Pewarta: Syahrul Rahmat
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2019