Surabaya (ANTARA) - Sejumlah legenda bulu tangkis Indonesia mencari bibit atlet lewat audisi umum beasiswa PB Djarum di Surabaya untuk kelompok umur di bawah 11 tahun dan 13 tahun.

“Khusus audisi di Surabaya digelar 20-22 Oktober 2019 di GOR Sudirman,” ujar Ketua Tim Pencari Bakat Christian Hadinata di sela konferensi pers di Surabaya, Sabtu.

Tahun ini, kata dia, pencarian bibit atlet difokuskan atlet muda berusia 6-10 tahun dan 11-12 tahun.

Selain Chrisitan Hadinata, para legenda yang termasuk dalam tim pencari bakat yakni Sigit Budiarto, Hastomo Arbi, Luluk Hadiyanto, Alvent Yulianto, Denny Kantono, Fung Permadi, Lilyana Natsir, Engga Setiawan, Yudha Wiratama, Reni, Juniar Setioko Tenggono, Ronald Sanduan dan Imam Tohari.

Atlet bulu tangkis yang bersinar prestasinya tahun 70-an tersebut menjelaskan tahapan pertama pencarian bibit dimulai dari melihat teknik dasar, seperti cara memukul, kelincahan, skill hingga kualitas teknik lainnya.

Berikutnya, lanjut dia, tim pemandu bakat memilih layak atau tidaknya peserta untuk bertanding pada turnamen dengan menggunakan sistem gugur.

Nantinya, para semi finalis putra dari kelompok umur dua kategori dinyatakan lolos ke putaran final di Kudus, sedangkan sektor putri berjumlah empat atlet atau yang hanya tampil di final.

“Artinya, putra delapan orang dan putri empat orang. Tapi, tidak menutup kemungkinan lebih karena dipilih berdasarkan bakat dan teknik mumpuni maka kami memberinya super tiket,” katanya.

Di tempat sama, Ketua PB Djarum Yoppy Rosimin menyampaikan “Kota Pahlawan” dipilih untuk tempat audisi karena sukses melahirkan atlet-atlet nasional berprestasi.

“Surabaya dan beberapa daerah di Jatim lainnya dikenal memiliki atlet berbakat. Di sini lumbungnya atlet berkualitas yang sudah terbukti di level dunia,” katanya.

Beberapa atlet asal Jatim yang menjadi pahlawan bulu tangkis Indonesia antara lain Rudy Hartono (juara All England delapan kali), Alan Budikusuma (medali emas Olimpiade Barcelona 1992), Kevin Sanjaya (peringkat pertama dunia ganda putra), dan lainnya.

Disinggung tentang polemik dengan KPAI beberapa waktu lalu, Program Director Bakti Olahraga Djarum Foundation tersebut mengakui permasalahan telah berakhir setelah ada pertemuan yang melibatkan pihak Kemenpora dan Pengurus Pusat Persatuan Bulu tangkis Seluruh Indonesia (PP PBSI).

Salah satu poin yang didapat adalah audisi tetap berjalan sejak sekarang dan seterusnya, serta untuk audisi beasiswa bulu tangkis tahun ini tidak menggunakan atribut atau merk Djarum di kaos peserta.

Sementara itu, Ketua Harian Pengprov PBSI Jatim Martinus Rudianto mengapresiasi para tim pencari bakat karena memberi kontribusi besar terhadap pembinaan bulu tangkis di Jatim.

“Audisi ini harus tetap berjalan setiap tahunnya karena sangat diharapkan untuk pembinaan atlet dan sudah ditunggu antusias oleh atlet-atlet muda beserta orang tuanya,” tuturnya.

Baca juga: PB Djarum masih cari format audisi atlet 2020

Baca juga: Taufik Hidayat: audisi bulu tangkis bukan jalan satu-satunya


Pewarta: Fiqih Arfani
Editor: Aris Budiman
Copyright © ANTARA 2019