Makassar (ANTARA) - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Regional VI Sulawesi, Maluku, dan Papua (Sulampua) optimistis kredit perbankan di Provinsi Sulawesi Selatan akan tumbuh hingga 6,5 persen di akhir tahun ini.

"Kalau melihat perkembangan industri keuangan pada semester satu ini, kita optimis kredit perbankan juga akan tumbuh hingga 6,5 persen," ujar Kepala OJK Regional VI Sulamapua, Zulmi di Makassar, Minggu.

Optimisme Kepala OJK itu seiring dengan positifnya perkembangan industri keuangan selama periode Januari hingga Agustus 2019, yang sudah mencapai angka pertumbuhan 5,94 persen secara tahunan atau year on year (yoy).

Berdasarkan data yang dirilis sebelumnya, total penyaluran kredit perbankan di Sulsel hingga Agustus 2019, sebesar Rp124,15 triliun, atau tumbuh sekitar 5,94 persen secara year on year (yoy).

Baca juga: OJK: Angka kredit macet perbankan di Solo meningkat

Dari total kredit tersebut, terbagi atas Rp46,47 triliun kredit modal kerja, kredit investasi Rp21,43 triliun, dan kredit konsumsi sebesar Rp56,25 triliun.

Jika berdasarkan sektor lapangan usaha, pertumbuhan kredit dengan share tertinggi yakni ke sektor perdagangan sebesar 26,56 persen tumbuh sekitar 6,74 persen dibanding periode yang sama tahun lalu.

Sedangkan sektor industri pengolahan sekitar 6,04 persen atau tumbuh 3,65 persen yoy, dan sektor konstruksi sebesar 4,94 persen atau tumbuh -11,69 persen yoy.

Kemudian, pada sektor bukan lapangan usaha, seperti kredit untuk pemilikan rumah dan kredit lainnya tumbuh tinggi masing-masing sebesar 6,29 yoy dan 6,27 persen yoy dengan masing-masing 12,56 persen dan 19,57 persen.

Baca juga: OJK optimistis kredit perbankan Sumatera Selatan tumbuh 12,0 persen

Sedangkan untuk pertumbuhan aset perbankan pada periode tersebut, tercatat Rp150,33 triliun, atau tumbuh sekitar 6,72 persen yoy. Total aset tersebut terdiri dari aset bank umum sebesar Rp147,4 triliun, dan aset BPR senilai Rp2,92 triliun.


Jika berdasarkan kegiatan bank, aset perbankan konvensional nilainya Rp142,1 triliun, dan perbankan syariah senilai Rp8,22 triliun. Aset perbankan syariah tumbuh cukup tinggi 9,68 persen (yoy). Sedang aset perbankan konvensional tumbuh 6,55 persen (yoy).

DPK perbankan syariah juga tumbuh dua digit 16,08 persen (yoy) dengan nominal Rp5,47 triliun. Pertumbuhan itu lebih tinggi dibanding DPK perbankan konvensional yang hanya tumbuh 6,30 persen atau sebesar Rp92,56 triliun.

Baca juga: Penyaluran kredit perbankan Sumut terbesar untuk modal kerja
Baca juga: Kredit perbankan Bali mulai meningkat di atas tiga persen

Pewarta: Muh. Hasanuddin
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2019