Presiden Jokowi masih punya PR besar untuk mewujudkan Indonesia sebagai poros maritim dunia
Batam (ANTARA) - Pengamat Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Suyono Saputro berharap Presiden Joko Widodo (Jokowi) memperkuat daya saing Batam sebagai kawasan perdagangan bebas dan ekonomi dalam periode jabatannya yang kedua.

"Apalagi sejak ditetapkannya wali kota ex-officio Kepala BP Batam seharusnya rencana Presiden Jokowi untuk menuntaskan kendala perizinan dan transformasi FTZ menjadi KEK bisa terwujud," kata pria pengajar ekonomi di Universitas Internasional Batam itu, Senin.

Menurut dia, dalam menyikapi tren bisnis global yang semakin dinamis dan persaingan antarkawasan investasi semakin ketat, maka pemerintah harus mengubah paradigma pengembangan FTZ Batam, termasuk Bintan dan Karimun, agar menjadi lebih dinamis dan mengikuti perubahan tren global

Satu di antaranya, kata dia, dengan memulai dan menjajaki penetapan KEK yang lebih fleksibel dan memiliki insentif yg lebih banyak. 

"Selain dua KEK yg sudah diumumkan yaitu KEK MRO dan KEK Nongsa, sebenarnya ada beberapa KEK yang potensial dikembangkan di Batam yaitu KEK Mukakuning, KEK Batu Ampar, KEK Tanjung Sauh, termasuk KEK dengan menyatukan beberapa pulau wisata menjadi KEK Pariwisata," kata dia.

Namun, katanya, perlu disusun rencana induk KEK agar target pencapaiannya terukur, sehingga nantinya tidak mengulang kesalahan saat mengembangkan KEK seperti yang terjadi di beberapa lokasi di Indonesia.

Sementara itu Ketua Umum Kahmi Kepri Surya Makmur Nasution mengatakan kini saatnya Batam menjadi kawasan transhipment dalam pengelolaan sumber daya maritim atau kelautan.

"Presiden Jokowi masih punya PR besar untuk mewujudkan Indonesia sebagai poros maritim dunia. Salah satu wilayah yang harus dikembangkan sebagai poros maritim dunia adalah menjadikan Batam sebagai wilayah transhipment," kata dia.

Sebab, lanjut Surya, bila hanya mengandalkan pengembangan industri manufaktur saja, maka Batam akan kesulitan menghadapi kawasan sejenis, seperti Johor Bahru dengan kawasan Iskandar Industrial Park.

Pewarta: Yuniati Jannatun Naim
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2019