Mataram (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, mengimbau warga menggunakan pelindung mata atau kacamata ketika beraktivitas di luar rumah untuk menghindari dampak debu dari kebakaran yang terjadi hutan di Pelawangan Senaru Gunung Rinjani, Kabupaten Lombok Utara.

"Kemarau panjang memicu terjadinya kebakaran hutan dan debu yang berterbangan mengikuti angin, karenanya jika hendak beraktivitas di luar rumah sebaiknya gunakan kaca mata dan pelindung lainnya," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Mataram dr H Usman Hadi di Mataram, Senin.

Akibat arang debu kebakaran Gunung Rinjani yang terjadi sejak Sabtu malam (19/10), berupa serpihan jerebu yang sampai ke Kota Mataram, menimbulkan banyak keluhan mata perih dari masyarakat.

Baca juga: Debu kebakaran Gunung Rinjani sampai Kota Mataram

Oleh karena itu, masyarakat diharapkan dapat mengurangi aktivitas di luar ruangan, apabila harus beraktivitas di luar warga perlu menggunakan penutup kepala, mata, dan banyak minum agar terhindari dari dehidrasi.

"Kalau debu masuk ke mata, jangan langsung dikucek karena hal itu bisa merusak kornea mata. Sebaiknya, cuci dengan air mengalir," ujarnya sambil berharap hujan segera turun.

Menyinggung tentang pasien dengan keluhan sakit mata di puskesmas, Usman mengatakan, sampai saat ini belum ada laporan. "Mungkin nanti siang atau sore baru kami bisa mendapatkan laporan pelayanan di 11 puskesmas se-Kota Mataram." 

Hal senada juga disampaikan Pejabat Pelaksana Tugas (Plt) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Mataram Lalu Martawang mengatakan, debu arang kebakaran Gunung Rinjani, Minggu (20/10) mengarah ke Mataram karena mengikuti arah angin.

"Kemarin, angin mengarah ke barat sehingga Mataram terlewati oleh debu arang kebakaran dan kabarnya yang paling banyak berdampak ke Pulau Bali," ujarnya.

Kendati demikian, pihaknya tetap mengingatkan masyarakat agar terus waspada dengan kondisi cuaca ekstrem seperti saat ini, menggunakan pelindung mata, masker apabila keluar rumah serta aktif mengkonsumsi air putih.

"Kalau tidak penting, sebaiknya jangan keluar rumah. Harapannya, hujan segera turun sehingga persoalan kebakaran dan dampak bisa terselesaikan," katanya.

Baca juga: BPBD Jember bagikan masker gratis atas debu Karhutla

Pewarta: Nirkomala
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2019