Jakarta (ANTARA) - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat terjadi rentetan gempa di wilayah Mentawai Sumatera Barat dalam dua hari terakhir menunjukkan aktivitas deformasi di bidang kontak antarlempeng di zona megathrust Mentawai.

"Tren titik pusat gempa ini sangat menarik karena membentuk garis berarah barat-timur yang mencerminkan aktivitas deformasi di bidang kontak antarlempeng di zona megathrust Mentawai," kata Kepala Bidang Mitigasi Gempabumi dan tsunami BMKG Daryono dalam pesan singkatnya yang diterima di Jakarta, Rabu.

Tercatat gempa Sipora dengan magnitudo 5,2 pada Selasa (22/10) pukul 06.49.08 WIB disusul magnitudo 5,0 pada pukul 07.03.55 WIB.



Lalu Selasa siang Sipora juga diguncang gempa magnitudo 3,6 pada pukul 15.24.41 WIB, selanjutnya terjadi gempa magnitudo 5,2 pada Rabu (23/10) pukul 05.11.07 WIB.

"Peningkatan aktivitas gempa di Kepulauan Mentawai ini tentu patut kita waspadai, karena di zona ini memang zona aktif gempa dan memiliki sejarah gempa besar masa lalu," katanya.

Di zona tersebut pernah terjadi gempa dahsyat pada 24 November 1833 yang diperkirakan kekuatannya mencapai magnitudo 9,0. Gempa dirasakan hingga Singapura dan Pulau Jawa.

Kuatnya gempa tersebut mampu menjebol tanggul penahan air danau yang merupakan dinding lereng Gunung Kaba. Air danau mendadak tumpah dan mengalir, hingga banjir bandang pun tak dapat terelakkan hingga menghancurkan tujuh desa.

Disamping merusak banyak rumah di Bengkulu dan Sumatera Barat, gempa itu juga memicu tsunami yang menerjang pesisir Bengkulu dan Sumatera Barat.

Dermaga dan bangunan pelabuhan di Bengkulu tersapu tsunami, dan beberapa kapal di Bengkulu dan Sumatera Barat terhempas dan terlempar ke daratan.

Selain itu pada 13 September 2007 juga terjadi gempa kuat magnitudo 7,1 dan magnitudo 7,8. Sehari sebelumnya pada 12 September 2007 juga terjadi gempa dahsyat berkekuatan magnitudo 8,4 di Bengkulu yang juga merusak banyak rumah di Bengkulu serta memicu tsunami setinggi dua hingga tiga meter.

 

Pewarta: Desi Purnamawati
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2019