Surabaya (ANTARA) - Seorang wanita paroh baya, Siti, kaget saat di depan kediaman Abdul Halim Iskandar terdapat sejumlah wartawan mengambil gambar.

"Ada apa mas?" tanyanya ke Faishol, salah seorang wartawan asal salah satu media daring nasional yang sedang sibuk mengambil foto.

"Pak Halim jadi menteri buk (panggilan wanita dari Madura). Ibuk tidak tahu?" jawab Faishol sembari menghentikan aktivitasnya dan mengajak sang ibu itu duduk di gazebo depan kediaman Halim.

Ibu itu namanya Siti, asal Bangkalan, Madura yang setiap harinya berjualan bubur madura keliling. Ia sempat tertegun saat mengetahui Halim Iskandar yang selama ini menjadi pelanggan tetapnya dilantik Presiden sebagai salah seorang pembantunya di Kabinet Indonesia Maju.

Di Istana Kepresidenan hari ini, Abdul Halim Iskandar dipercaya sebagai Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Mendes PDTT).

"Jadi dia tidak DPR lagi mas? Ikut senang melihat Pak Halim. Orangnya itu baik, kalau sama orang-orang kecil juga peduli. Bubur saya sering diborong dan dibagi-bagikan dan uang kembaliannya tidak pernah diminta," ucap Siti.

Perempuan 39 tahun itu bahkan mengaku kerap diajak makan oleh istri Abdu Halim, Lilik Umi Nashia, di dalam rumah dan dianggap seperti saudara sendiri.

"Pak Halim dan Bu Halim itu meski pejabat tapi peduli sama orang kecil. Mereka tidak membeda-bedakan dan saya kadang diajak makan. Sekarang jadi menteri dan saya ikut senang," tuturnya.

Setiap beli bubur, kata dia, Pak Halim paling suka dan selalu memilih bubur sum-sum ditambah jenang grendul.

Baca juga: Halim santri yang menuju kursi menteri

Hal senada disampaikan Bakri, satpam di kompleks kediaman Abdul Halim Iskandar di Wisma Pagesangan Raya, tepat di sisi kiri Masjid Nasional Al Akbar Surabaya.

Menurut dia, sejak menempati kediamannya ketika menjabat Ketua DPRD Jatim, Abdul Halim dikenal peduli dan sering menyapa.

"Dia itu pejabat tapi tidak seperti pejabat. Sering nyapa dan akrab, duduk-duduk santai kalau malam. Pokoknya bersahaja," ungkapnya.

Setelah dipercaya sebagai menteri, ia berharap Abdul Halim tidak lupa dan tidak berubah, serta mendoakan agar amanah serta mampu mengemban tugas yang dimilikinya saat ini.

Sementara itu, pantauan di kediaman Abdul Halim Iskandar terlihat sepi dan tak ada aktivitas apa pun meski si empunya rumah sedang dilantik di Jakarta.

Pagarnya dan garasinya terbuka separoh, dua mobil pribadi juga berada di depan rumah, namun saat sejumlah pewarta berniat masuk, tak ada seorang pun dari dalam yang membukakan pintu.

Baca juga: Kakak kandung Cak Imin datang ke istana

"Kalau kemarin masih kelihatan anaknya. Tapi hari ini tadi belum kelihatan sama sekali mas. Kemungkinan asisten rumah tangganya di dalam, tapi tidak dengar," ucap Bakri.

Abdul Halim Iskandar adalah kakak kandung Ketua Umum DPP PKB sekaligus Wakil Ketua DPR RI Muhaimin Iskandar.

Pak Halim, sapaan akrabnya, menjabat Ketua DPRD Provinsi Jatim periode 2014-2019, kemudian terpilih kembali sebagai pimpinan DPRD Provinsi Jatim 2019-2024. Namun, jabatannya hanya Wakil Ketua DPRD Provinsi Jatim karena perolehan suara partainya kalah dari PDI Perjuangan.

Selain duduk di kursi pimpinan dewan saat ini, ia adalah penasihat Fraksi PKB DPRD Jatim yang maju sebagai wakil rakyat dari Daerah Pemilihan Jawa Timur VIII yang meliputi Kabupaten/Kota Mojokerto dan Kabupaten Jombang.

Baca juga: Sejumlah calon menteri pernah menjadi saksi di KPK

Cium tangan Wapres
Saat penyerahan Surat Keputusan sebagai menteri oleh Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan Jakarta, Abdul Halim Iskandar mencium tangan Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin.

Saat itu, usai menerima SK dan berjabatan tangan dengan Presiden beserta Ibu Negara, Iriana Jokowi, Pak Halim menunduk dan mencium tangan Wapres, kemudian melanjutkan jabat tangan dengan istri Wapres.

Sebelum menerima SK, Abdul Halim Iskandar juga diperkenalkan secara resmi sebagai Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT) bersama seluruh menteri lainnya.

Sembari lesehan, Presiden Joko Widodo yang didampingi Wapres KH Ma'ruf Amin mengumumkan 38 nama-nama menteri Kabinet Indonesia Maju di tangga Istana Merdeka yang terdiri dari empat menteri koordinator, 31 menteri dan tiga pejabat setingkat menteri.

Setelah itu, Presiden langsung melantik seluruh menteri maupun pejabat setingkat menteri di Istana Negara.

Profil singkat
Abdul Halim Iskandar adalah kakak kandung Muhaimin Iskandar yang sama-sama lahir di Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Mereka besar dari keluarga pondok pesantren, dan masih tercatat memiliki hubungan darah dengan Presiden Ke-4 RI KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) sebagai paman-keponakan.

Ia lahir 14 Juli 1962 yang sebelum merambah ke politik tingkat provinsi, suami Lilik Umi Nashia itu pernah dipercaya sebagai Ketua DPRD Kabupaten Jombang dua periode berturut-turut.

Berdasarkan catatan tambahan yang dihimpun dari berbagai sumber, Pak Halim merupakan cicit dari pendiri Nahdlatul Ulama (NU) sekaligus pendiri PPMM (Pondok Pesantren Mambaul Maarif) Denanyar Jombang K.H. Bisri Syansuri.

Tentu saja pendidikan tingkat dasar hingga pendidikan tingkat atas dijalani di pesantren tersebut. Setelah dinyatakan lulus Madrasah Aliah Negeri (MAN) Mambaul Maarif Denanyar, dia melanjutkan pendidikan di IKIP Yogyakarta.

Selama menempuh pendidikan di "Kota Gudeg" itulah dia mengasah bakat organisasinya, yakni aktif di Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), lalu menempuh gelar S-2 di IKIP Malang.

Pria yang pernah aktif di Pramuka itu kembali ke Pesantren Denanyar sebagai dewan pengasuh PPMM, lalu guru bimbingan penyuluhan (BP) di MAN Denanyar, bahkan sempat menjabat Kepala Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Sultan Agung Tebuireng Jombang.

Pada tahun 1993-1997, Abdul Halim Iskandar menjabat sebagai Dekan Fakultas Tarbiyah Universitas Hasyim Asyari (UNHASY) Tebuireng. Pada tahun 1998 terjadi perubahan besar di Indonesia dengan bergeraknya gelombang reformasi yang kemudian Gus Dur mendirikan PKB.

Di partai tersebut, Pak Halim menduduki jabatan sebagai Sekretaris Dewan Syuro DPC PKB Jombang. Sejak saat itulah, dia aktif berpolitik sampai sekarang.

Baca juga: KPK panggil kakak Muhaimin Iskandar

Pewarta: Fiqih Arfani
Editor: Chandra Hamdani Noor
Copyright © ANTARA 2019