Bandung (ANTARA News) - Pemerintah usulkan perpanjangan program Bantuan Langsung Tunai (BLT) hingga Maret 2009 kepada DPR-RI karena masih banyak masyarakat miskin yang merasakan dampak kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM). "Masyarakat miskin masih merasakan dampak kenaikan BBM itu, maka perlu perpanjangan BLT hingga Maret 2009," kata Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas, Paskah Suzetta di sela-sela Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) Pemprov Jabar di Bandung, Rabu. Ia menyebutkan, untuk perpanjangan program BLT hingga Maret 2009 itu pemerintah menyiapkan alokasi anggaran senilai Rp8 triliun. Penyaluran BLT untuk 19,1 juta rumah tangga sasaran (RTS) di Indonesia itu seharusnya berakhir Desember 2008. Penyaluran dilakukan melalui PT Pos Indonesia dalam dua tahap pembayaran yakni tahap pertama Juni sampai Agustus 2008 dan periode kedua September hingga Desember 2008. "Namun dengan berbagai pertimbangan, khususnya banyak warga miskin yang masih merasakan dampak kenaikan BBM itu, maka pemerintah mengajukan perpanjangan itu," kata Paskah. Sementara itu, pemerintah juga memperpanjang pemberian beras untuk keluarga miskin (raskin) dari 10 bulan menjadi 12 bulan dengan penambahan jatah dari 10 kilogram per rumah tangga sasaran (RTS) menjadi 15 kilogram per RTS. Raskin yang didistribusikan melalui Badan Usaha Logistik (Bulog) semula akan disalurkan hingga Oktober 2008 dengan jatah Rp10 kilogram per RTS, namun kemudian diperpanjang hingga Desember 2008 dengan jatah masing-masing 15 kilogram per RTS. Dikatakannya bahwa pemerintah konsisten dalam program pengentasan kemiskinan. Hasilnya, terjadi pengurangan angka kemiskinan dari 37 juta menjadi 34 juta jiwa. Selain itu pemerintah juga terus berupaya meningkatkan pendapatan perkapita penduduk Indonesia yang saat ini Rp1.750 dolar AS. Ia berharap dalam 20 tahun ke depan pendapatan perkapita penduduk Indonesia mencapai 7.000 dolar AS. "Pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini cukup bagus, hingga kuartal pertama 2008 pertumbuhan ekonomi mencapai angka 6,3 persen, itu sudah mendekati target 6,4 persen," katanya. (*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2008