Jakarta (ANTARA) - PT Bank Negara Indonesia Persero Tbk meraup laba sebesar Rp12 triliun atau tumbuh 4,7 persen pada kuartal III 2019 dibandingkan dengan periode yang sama pada 2018.

Direktur Keuangan BNI Ario Bimo melalui keterangan tertulis di Jakarta, Rabu, mengatakan kenaikan laba ditopang oleh pertumbuhan pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) menjadi Rp26,9 triliun pada kuartal III 2019.

Begitu juga dengan pendapatan berbasis nonbunga (Non Interest Income/NII atau fee based income/FBI), yang tumbuh sebesar 13 persen secara year-on-year (yoy), menjadi Rp8,1 triliun.

"Dengan dukungan pertumbuhan NII dan FBI, BNI mampu mencatatkan laba bersih senilai Rp12 triliun atau tumbuh 4,7 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2018," kata Ario.

Pendapatan komisi BNI ditopang oleh pertumbuhan recurring fee sebesar 17,1 persen (yoy) menjadi Rp7,9 triliun. Kenaikan pendapatan komisi pada kuartal III 2019 ini didorong oleh kontribusi komisi dari segmen perbankan bisnis (business banking), antara lain komisi dari pembiayaan perdagangan (trade finance) yang tumbuh 9,4 persen dan komisi sindikasi yang tumbuh 81,6 persen.


Baca juga: Biaya dana meningkat, laba BNI tumbuh tipis 2,7 persen semester I
Baca juga: BNI cetak laba bersih kuartal I-2019 Rp4,08 triliun


Adapun, sumber komisi dari bisnis konsumer antara lain berasal komisi pengelolaan kartu debit yang tumbuh 57,5 persen dan komisi transaksi melalui ATM yang tumbuh 16,5 persen.

Dari sisi kualitas aset, rasio kredit bermasalah (non-performing loan) BNI tercatat membaik menjadi 1,8 persen pada kuartal III 2019 dari periode yang sama pada tahun sebelumnya sebesar dua persen.

Biaya Kredit (Credit cost) juga menunjukkan perbaikan, yaitu turun dari 1,4 persen pada kuartal III 2019 menjadi 1,3 persen pada kuartal III 2019, sementara rasio pencadangan (coverage ratio) terus meningkat dari 152 persen di kuartal III 2018 menjadi 159 persen pada kuartal III 2019.

NII didukung dengan pertumbuhan kredit BNI yang sebesar 14,7 persen pada Kuartal III 2019 menjadi senilai Rp 558,7 triliun. Penyaluran kredit tersebut didukung oleh pertumbuhan dana pihak ketiga sebesar 5,9 persen menjadi Rp581 triliun.

Pertumbuhan kredit BNI didorong oleh pembiayaan pada segmen korporasi yang tumbuh 18,1 persen dari periode yang sama tahun 2018 menjadi Rp 291,7 triliun yang terdistribusi ke Segmen Korporasi Swasta sebesar Rp181,1 triliun, atau tumbuh 24,8 persen dibanding Kuartal III2018, dan pada BUMN senilai Rp110,7 triliun, atau mengalami pertumbuhan 8,6 persen dibanding Kuartal III 2018. Selain segmen Korporasi, segmen Usaha Kecil juga memberikan kontribusi pertumbuhan sebesar 19,2 persen dibandingkan Kuartal III - 2018, menjadi Rp75 triliun.

Sementara untuk DPK, BNI menjaga rasio dana murah yang ditunjukkan dari komposisi CASA (current account/saving account) yang mencapai 64,3 persen dari total DPK, terutama karena pertumbuhan Giro sebesar 13 persen dan tabungan 7,5 persen (yoy).


Baca juga: BNI kantongi laba Rp15,02 triliun, naik 10,3 persen
Baca juga: BNI raup laba Rp11,4 triliun, naik 12,6 persen


 

Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2019