Desa Kuta, Mandalika, dipilih sebagai salah satu kawasan yang diberikan pembiayaan karena bagian dari 10 Destinasi Pariwisata Prioritas (DPP).
Mataram (ANTARA) - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) dan PT Sarana Multigriya Finansial/SMF (Persero) bermitra dalam hal pembiayaan pengembangan rumah penginapan (homestay) di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika, Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat.

Kemitraan tersebut diwujudkan melalui penandatanganan perjanjian penyaluran program Kemitraan Pembiayaan Homestay oleh Direktur SMF, Trisnadi Yulrisman, dan Ketua BUMDes Putri Nyale, Emur, di Desa Kuta, Kabupaten Lombok Tengah, Kamis.

Penandatanganan tersebut disaksikan oleh Ketua Tim Percepatan Pengembangan Homestay Desa Wisata Kemanparekraf, Anneke Prasyanti, Kepala Bidang Investasi Destinasi Pariwisata Prioritas Kemenparekraf, dan Nurwan Hadiyono, Kasubdit Kekayaan Negara Dipisahkan, Direktorat Jenderal Kekayaan Negara, Kementerian Keuangan Muhamad Nahdi.

"Desa Kuta, Mandalika, dipilih sebagai salah satu kawasan yang diberikan pembiayaan karena bagian dari 10 Destinasi Pariwisata Prioritas (DPP)," kata Direktur SMF, Trisnadi Yulrisman.

Baca juga: Sirkuit Mandalika siap dipakai tes pra-musim MotoGP

Ia mengatakan penandatanganan perjanjian pembiayaan tersebut merupakan tindak lanjut dari Nota Kesepahaman (MoU) Kerja Sama Pelaksanaan Dukungan Pembiayaan Pondok Wisata di 10 DPP yang sebelumnya sudah ditandatangani antara Kemenpar dan PT SMF, di Jakarta, pada 9 Agustus 2019.

Penyaluran program kemitraan kepada masyarakat di Desa Kuta, Mandalika, dilakukan melalui lembaga penyalur dan pemberdayaan lembaga penyalur pada area DPP.

Di dalam prosesnya, Kemenparekraf dan SMF melakukan pendampingan kepada lembaga penyalur dalam rangka peningkatan kapasitas dan peningkatan peran serta masyarakat setempat.

Trisnadi menambahkan program pembiayaan rumah penginapan adalah bagian dari komitmen SMF membantu program pemerintah mengembangkan destinasi wisata nasional.

"SMF berharap masyarakat dapat memanfaatkan pembiayaan homestay ini untuk membangun/memperbaiki kamar rumah yang akan disewakan kepada wisatawan sehingga dapat mendatangkan penghasilan bagi pemilik dan menciptakan lapangan kerja," katanya.

Baca juga: Sirkuit Mandalika bakal rampung 2020, siap diuji coba untuk MotoGP

Ketua Tim Percepatan Pengembangan Homestay Desa Wisata Kemenparekraf, Anneke Prasyanti menjelaskan, alasan pemilihan desa penyangga KEK Mandalika, salah satunya Desa Kuta sebagai lokasi yang akan difasilitasi pembiayaannya sesuai hasil survei yang telah dilakukan di 10 DPP, terutama menyangkut potensi pariwisata di dalamnya.

"Apalagi Mandalika akan menjadi tuan rumah MotoGP pada 2021, pasti kebutuhan penginapan juga akan meningkat. Lebih baik masyarakat sekitar yang ambil kesempatan agar terkena dampak positifnya," ujarnya.

Menurut dia, rumah penginapan adalah usaha yang mudah dan murah karena memanfaatkan hunian pribadi. Oleh sebab itu, Pemanfaatan dana program kemitraan tersebut diharapkan dapat mendukung perbaikan/pembangunan rumah penginapan yang kriterianya melekat dengan ciri khas rumah Lombok.

Anneka mengatakan masyarakat harus bangga dengan budayanya, aplikasinya bisa dalam bentuk hunian dan segala hal yang melengkapinya, sehingga setiap rumah penginapan dan ekosistemnya nanti memiliki ciri khas masing-masing.

"Di Lombok misalnya, bentuk rumahnya berbeda dengan rumah di destinasi lain, berikut aktivitas dan kulinernya. Hal itu yang menjadi nilai jual bagi wisatawan dan akan menjadi pemenuhan salah satu poin dari Sapta Pesona, yaitu kenangan," katanya.
Baca juga: Cap Go Meh Kota Bogor masuk kalender tahunan Kemenparekraf

Ketua BUMDes Putri Nyale Desa Kuta, Emur, mengatakan pihaknya menerima baik program kredit kemitraan yang ditawarkan dan akan bersinergi dengan kelompok sadar wisata (Pokdarwis) dalam rangka penyaluran pembiayaan dari SMF kepada para pengelola rumah penginapan.

Ia juga berharap adanya pembinaan dan pengawalan lebih lanjut untuk menggulirkan dana yang diterima secara tepat guna.

"Kami sangat senang. Program ini sangat bermanfaat dan menguntungkan bagi masyarakat. Kami juga mengharapkan adanya pengawasan sehingga pada saat penyaluran dana akan berjalan lancar," ucap Emur.

Pengembangan rumah penginapan di destinasi pariwisata ini selaras dengan amanat Presiden Republik Indonesia yang mengharapkan bahwa pariwisata Indonesia dapat terus diperkuat dan dikembangkan menjadi sektor strategis dan pilar pembangunan perekonomian nasional.

Selain itu, pariwisata Indonesia juga diharapkan dapat mencapai target kunjungan wisatawan mancanegara sebesar 20 juta dan pergerakan wisatawan nusantara sebesar 275 juta perjalanan pada tahun 2019 ini.

Pada 11 Februari 2019, sebagai langkah awal Kemenpar dan SMF telah melakukan penyaluran program Kemitraan Homestay bekerja sama dengan BUMDes di dua destinasi wisata lain, yakni Desa Wisata Samiran, Jawa Tengah, dan Desa Wisata Nglanggeran, Yogyakarta.

Pewarta: Awaludin
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2019