Banyak masyarakat tak bisa menyambungkan air ke rumah karena minim keuangan
Kupang (ANTARA) - Banyaknya kasus stunting atau kekerdilan yang dialami oleh anak-anak di Indonesia akibat minimnya sanitasi air yang baik, kata Senior program manager Water.org Aldi S Surianingrat.

"Kurangnya sanitasi membuat masyarakat kita khususnya di wilayah pedesaan banyak yang menderita kekerdilan atau stunting," katanya kepada wartawan di Kupang, Kamis.
Hal ini disampaikan di sela-sela pelaksanaan workshop pembiayaan air minum dan sanitasi oleh lembaga jasa keuangan di Provinsi Nusa Tenggara Timur, Kamis.

Ia mengatakan stunting selain diakibatkan oleh gen, kurangnya gizi yang bagus dan lingkungan yang kotor menjadi penyebab generasi muda Indonesia banyak yang kerdil.

Secara nasional saat ini kurang lebih 10 juta kepala keluarga di Indonesia yang masih buang air besar sembarangan (BABS) akibat tak adanya jamban karena buruknya sanitasi.

Baca juga: PUPR bersama JICA atasi masalah sanitasi dan air limbah di Jakarta

"Buat kami jumlah itu sangat besar dan sangat memprihatinkan. Banyak masyarakat yang tak bisa menyambungkan air ke rumah karena minim keuangan," tutur dia.

Oleh karena itu kehadiran mereka di Kupang kata dia bagian dari mengkampanyekan program pinjaman cicilan kepada masyarakat dari lembaga keuangan yang nominal pinjamannya berkisar dari Rp1 hingga Rp2 jutaan.

Sistem pinjaman ini kata dia untuk di wilayah Pulau Jawa sudah berjalan dan justru memberikan dampak yang positif walaupun tidak semua masyarakat di pulau Jawa menerapkan pinjaman uang untuk sanitasi itu.

Ia pun berharap agar untuk lembaga keuangan di wilayah NTT bisa menerapkan hal tersebut untuk membantu masyarakat tidak dalam bentuk bantuan CSR tetapi dalam bantuan bantuan pinjaman yang dicicil per bulan.

Sebab dari data yang dimiliki masalah stunting di NTT memang cukup tinggi, yang tidak hanya disebabkan oleh masalah gen tetapi masalah kebersihan lingkungan.

Baca juga: Lembaga keuangan diajak beri pinjaman pembangunan sanitasi

Baca juga: Pemerintah daerah diminta utamakan pembangunan sarana sanitasi
 

Pewarta: Kornelis Kaha
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2019