Jakarta (ANTARA) - Kepala Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Prof Dadang Sunendar mengatakan hingga saat ini masih banyak masyarakat yang menganggap bahwa Bahasa Indonesia sekedar alat komunikasi.

"Padahal Bahasa Indonesia bukan sekedar alat komunikasi, namun juga simbol negara yang memiliki fungsi pemersatu negara," ujar Dadang dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis.

Pandangan tersebut, kata dia, harus diluruskan karena Bahasa Indonesia memiliki fungsi dalam mempersatukan bangsa. Ia mengakui saat ini penerapan Bahasa Indonesia di ruang publik masih mengalami tantangan. Penyebabnya karena masyarakat belum menyadari kehadiran bahasa negara di tengah masyarakat.

"Oksigen bangsa ini adalah bahasa negara, jangan sampai Bahasa Indonesia di ruang publik hilang. Bahasa Indonesia berdaulat di negara sendiri," kata dia.

Baca juga: Mahasiswa asing UMM kampanyekan penggunaan bahasa Indonesia sesuai EYD

Baca juga: Menjunjung bahasa persatuan via media sosial

Baca juga: Kemendikbud: Bahasa Indonesia harus terus diutamakan

 

Bahasa Indonesia dari TNI untuk anak suku Lauje Parimo



Selain itu, Dadang juga berpendapat bahwa belajar Bahasa Indonesia bukan sekedar mengetahui kaidahnya saja, melainkan perlu memahami sejarah mengapa harus menggunakan Bahasa Indonesia.

"Kalau hanya untuk berkomunikasi saja, sudah selesai fungsi Bahasa Indonesia. Ada fungsi lain yakni pemersatu bangsa," kata dia.

Kemendikbud menyelenggarakan Bulan Bahasa dan Sastra yang diselenggarakan selama bulan Oktober sejak 1980. Peringatan itu bertujuan memperingati lahirnya Bahasa Indonesia saat Sumpah Pemuda 1928.

Dadang menjelaskan kegiatan itu bertujuan untuk membina dan mengembangkan bahasa dan sastra serta memelihara semangat dan meningkatkan peran serta masyarakat dalam menangani masalah bahasa dan sastra.

Sejumlah kegiatan diselenggarakan yakni simulasi layanan kebahasaan, pameran kebahasaan dan kesastraan, zona literasi, penilaian penggunaan bahasa media massa cetak, debat bahasa antar mahasiswa, seminar pemartabatan Bahasa Negara di lingkungan Dharma Wanita, lomba mendongeng bagi penyandang disabilitas tuna netra, festival teater tradisi, bedah buku, dan lainnya.*

Baca juga: Umah Indo gaet masyarakat Vietnam belajar bahasa Indonesia

Baca juga: Balai Bahasa tawarkan semua orang untuk jadi kontributor bahasa

Baca juga: PHRI: Penerapan bahasa Indonesia di industri perhotelan butuh waktu

Pewarta: Indriani
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019