Jakarta (ANTARA) - Perancang busana Josephine Komara yang dikenal dengan panggilan Obin, berharap pemerintah melalui Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dapat menerbitkan katalog mengenai kain-kain serta motif Indonesia.

"Saya berharap pemerintah lewat Mendikbud Nadiem Makarim, dapat menerbitkan katalog berisi informasi kain-kain Indonesia dan arti-arti motif serta corak dari kain itu," kata Obin di Jakarta Fashion Week di Jakarta, Kamis.

Hal itu dikatakan karena pada saat ini banyak orang yang tidak mengetahui nama kain Indonesia, apalagi nama corak serta arti di balik corak tersebut.

Obin mengatakan bahwa kain merupakan salah satu alat pemersatu bangsa Indonesia, karena meskipun baju yang dikenakan berbeda-beda, namun kain yang dikenakan tetaplah kain Indonesia.

"Bajunya ada kebaya, baju kurung, baju bodo, tapi kainnya tetap kain Indonesia. Apakah itu batik, tenun, atau ikat. Semua dipersatukan oleh kain," ujar pendiri rumah mode Bin House tersebut.

Baca juga: Sejauh Mata Memandang luncurkan koleksi "Daur" di JFW 2020

Baca juga: Koleksi Jenahara dalam nuansa sporty gelaran Jakarta Fashion Week 2020


Lebih lanjut Obin menambahkan bahwa sesungguhnya tidak masalah bila seseorang mengenakan kain Indonesia namun tidak tahu arti di balik kain tersebut.

"Ya sebetulnya tidak apa-apa kalau mereka hanya memakai tapi tidak tahu artinya, karena dengan memakai baju atau kain Indonesia adalah satu permulaan," kata Obin.

Obin berpendapat setelah seseorang mengenakan kain Indonesia, rasa ingin tahu orang tersebut mengenai nama dan arti motif dari kain yang dia kenakan akan muncul perlahan-lahan.

"Semisal Anda pakai kain atau baju, terus ada orang bilang 'Wah itu kan motif Sekar Jagad', nah orang yang pakai tentu jadi penasaran dan dia akan cari tahu nama dari motif itu, artinya belakangan," tambah dia.

Baca juga: Warna-warni inspirasi kekayaan batik ala Obin (video)

Baca juga: Keindahan batik Obin dipamerkan di Hong Kong

Baca juga: Kain batik Obin tampil di Pekan Asia Hong Kong

Pewarta: Maria Rosari Dwi Putri
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2019