Kita tahu bagaimana dulu Pak Idham berhasil membongkar kasus bom Bali II, serta mengungkap kasus mutilasi tiga siswi di Poso, katanya
Bogor (ANTARA) - Direktur Lembaga Pemilih Indonesia (LPI) Boni Hargens mengatakan, keputusan Presiden Joko Widodo menunjuk Kabareskrim Komjen Pol Idham Azis sebagai calon Kapolri untuk menggantikan Jenderal Polisi Tito Karnavian, adalah langkah tepat.

"Ada beberapa pertimbangan mengapa saya menyebutnya adalah langkah tepat," kata Boni Hargens, melalui pernyataan tertulisnya, Kamis menanggapi penunjukan . Boni Hargens mengatakan hal itu menanggapi penunjukan Komjen Pol Idham Azis sebagai calon Kapolri menggantikan Jenderal Polisi Tito Karnavian yang ditunjuk Presiden menjadi Menteri Dalam Negeri.

Idham Azis menjadi calon Kapolri karena harus mendapat persetujuan dari DPR RI melalui uji kelayakan dan kepatutan yang akan diselenggarakan dalam waktu dekat. Setelah mendapat persetujuan dari DPR RI, baru kemudian dilantik oleh Presiden Joko Widodo menjadi Kapolri.

Baca juga: Kompolnas sebut rekomendasi calon Kapolri sesuai UU

Menurut Boni Hargens, beberapa pertimbangan itu adalah, pertama, Idham memiliki cukup pengalaman di dalam menangani terorisme dan berbagai kejahatan besar lainnya di Indonesia.

"Kita tahu bagaimana dulu Pak Idham berhasil membongkar kasus bom Bali II, serta mengungkap kasus mutilasi tiga siswi di Poso," katanya.

Boni juga mencatat, Idham terlibat dalam sejumlah operasi berskala besar lain, seperti Operasi Antiteror Bareskrim Polri di Poso (2005-2007), Operasi Camar Maleo (2014-2016), dan Operasi Tinombala (2016).

"Pak Idham yang saat itu menjabat sebagai Wakil Kepala Densus 88, menorehkan banyak prestasi. Saat itu, Kepala Densus 88 adalah Pak Tito Karnavian," katanya.

Baca juga: Penunjukkan calon kapolri hak prerogatif presiden

Kedua, dari sisi integritas, Boni menilai, Idham tidak meiliki cacat sepanjang sejarah profesinya di kepolisian. "Pak Idham adalah sosok yang bersih dan berintegritas," katanya.

Ketiga, Boni menilai, Idham memiliki keberanian dan ketegasan dalam mengatasi ancaman, tantangan, hambatan, dan gangguan, yang terkait dengan keamanan masyarakat, bangsa, dan negara.

Boni menegaskan, dengan tiga pertimbangan tersebut, maka Presiden Joko Widodo telah membuat keputusan tepat dan bijak mencalonkan Idham Azis sebagai calon Kapolri.

"Keputusan Presiden Joko Widodo sudah tepat dan bijak, karena lingkungan strategis dunia keamanan saat ini membutuhkan sosok yang bersih, tegas, dan berintegritas," katanya.

Baca juga: Calon tunggal Kapolri Komjen Idham Azis miliki harta Rp5,5 miliar

Menurut Boni, Indonesia saat ini tengah menghadapi ancaman radikalisme dan terorisme yang terus meningkat dan pada saat yang sama kekacauan juga terjadi, seperti gejolak sparatis di Papua.

Pada situasi masyarakat yang seperti saat ini, menurut dia, diperlukan sosok kapolri yang berani dan bertindak cepat, serta sejalan dengan visi-misi pemerintah yang menginginkan kerja nyata dengan ritme cepat.

"Catatan penting bagi kapolri baru adalah bagaimana melanjutkan koordinasi antaragensi dengan TNI dan BIN, sebagaimana telah sukses dilakukan oleh Kapolri Tito Karnavian pada masa bakti sebelumnya," katanya.

Pewarta: Riza Harahap
Editor: Edy Supriyadi
Copyright © ANTARA 2019