Jakarta (ANTARA) - Ria Miranda menjadi perancang busana Indonesia pertama yang berkolaborasi dengan teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) dari Microsoft Rinna dalam berkarya.

Di pameran "10 Langkah RiaMiranda" di Senayan City, Jakarta, Kamis, terpajang empat kerudung yang motifnya tercipta dari kolaborasi antara Ria dan Microsoft Rinna.

"Ini adalah terobosan, pertama kali di Indonesia," kata Linda Dwiyanti, Director of Marketing and Operations Microsoft Indonesia, di konferensi pers pembukaan pameran "10 Langkah RiaMiranda", Jakarta, Kamis.

Linda menjelaskan, Rinna adalah teknologi kecerdasan buatan untuk meniru pikiran manusia, termasuk menciptakan konten seni. "Rinna" dikembangkan sebagai kecerdasan buatan yang punya kepribadian remaja putri. Teknologi ini sudah hadir sejak dua tahun silam di chatbot aplikasi Line.

"Sekarang Rinna bekerjasama dengan tim Ria Miranda membuat pola desain, pertama kalinya AI kerjas ama dengan industri fashion," jelas Linda.

Setelah Rinna belajar dari 236 seniman ternama di dunia, teknologi ini kini mampu menciptakan pola-pola sesuai asupan inspirasi yang bentuknya kata kunci. Teknologi ini akan membuat motif-motif sesuai kata kunci yang diberikan padanya, seperti youth, vintage, long lasting dan freedom

Baca juga: Ria Miranda dan Cotton Ink hadirkan koleksi kasual untuk Lebaran

Baca juga: Inspirasi busana dan riasan Korea ala Ria Miranda
Pameran "10 Langkah RiaMiranda", Senayan City, Jakarta, Kamis (24/10/2019). (ANTARA News/Nanien Yuniar)


Ria bersama tim mendiskusikan tema apa yang ingin diangkat, kemudian menerjemahkannya dalam kata kunci yang diberikan pada Rinna. Dalam kolaborasi ini, Rinna menggunakan neural network untuk memahami kalimat inspirasi, lalu mengekspresikannya dalam bentuk desain baru dengan karakteristik menarik.

Desain baru dari Rinna kemudian diolah lagi oleh tim Ria Miranda dengan menambahkan sentuhan akhir, termasuk logo. Kolaborasi tersebut membuahkan empat kerudung - Algo Scarf, Fuzzy Scarf, Bayes Scarf dan Neural Scarf- yang dijual dalam jumlah terbatas.

Menurut Linda, kerja sama ini dilakukan untuk menunjukkan bahwa teknologi dan manusia dapat bekerjasama menciptakan inovasi baru. Bukan tidak mungkin kecerdasan buatan di masa depan bisa diaplikasikan untuk industri-industri lain.

Ria terkagum-kagum dengan durasi pengerjaan motif oleh teknologi kecerdasan artifisial tersebut. Meski motif yang lahir dalam bentuk digital berbeda dengan buatan tangan, dia mengatakan teknologi tersebut mempercepat rampungnya sebuah proses kreatif.

Pandu Rosadi, co-founder dan Managing Director brand RiaMiranda mengatakan teknologi kecerdasan buatan sangat mempermudah proses berkreasi, namun takkan menggantikan peran manusia sepenuhnya.

"Saat berkreasi, kita enggak cuma mengurus motif, tapi membuat rencana jangka panjang, bagaimana cetak birunya. (Dengan AI) ada fase pekerjaan yang dipermudah," ujar Pandu.

Baca juga: Kesan Ria Miranda bertemu Lindsay Lohan saat berkerudung

Baca juga: Impian terpendam perancang Ria Miranda

 
Perancang busana muslim Ria Miranda memperlihatkan karya kolaborasi dengan teknologi kecerdasan artifisial Microsoft Rinna di konferensi pers pameran "10 Langkah RiaMiranda", Senayan City, Jakarta, Kamis (24/10/2019). (ANTARA News/Nanien Yuniar)

Pameran "10 Langkah RiaMiranda" dibuat bersama biro arsitek FFFAAARRR dan Environmental Design Graphic Studio Nusae. Kolaborasi lintas bidang di industri kreatif ini merupakan bentuk apresiasi Ria Miranda terhadap banyak pihak yang mendukung perjalanannya merintis karir di dunia mode.

Selain memamerkan contoh-contoh karya ikonik selama satu dekade, Ria juga meluncurkan nuku "10 Langkah RiaMiranda" yang menceritakan langkah membangun brand, prinsip desain hingga proses evolusi sebuah brand.

Ada pula koleksi Dekade series yang berisi ragam inovasi siluet dan motif terlaris brand tersebut yang dihadirkan kembali dengan tambahan logo monogram Dekade.

Selama sepuluh tahun, salah satu pendiri Hijabers Community ini menuturkan label yang ia dirikan telah berevolusi secara dinamis. Ketika baru diluncurkan pada 2009, ia punya mimpi menjadi brand muslim nomor satu di Indonesia. Seiring berjalannya waktu, Ria kini memperluas fokus bukan cuma pada busana, tapi pada gaya hidup.

"Sekarang ada home dan living, seperti seprai, handuk, piyama, aksesoris," ujar lulusan Esmod Fashion School ini.

Dia berharap perjalanan satu dekade ini bukan cuma tentang membangun brand, tapi perjalanan konsistensi diri menggapai impian dengan menghasilkan produk yang mengikat tali persahabatan antar individu dalam sebuah komunitas yang penuh kekeluargaan.

Baca juga: Satu dekade berkarya, Ria Miranda buat pameran "10 Langkah"

Baca juga: Ingin tampil kasual saat Lebaran? Ini kiatnya

Baca juga: Kiat padu padan busana Ramadhan Ria Miranda

Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2019