Masyarakat diimbau tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya,
Manado (ANTARA) - Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Rahmat Triyono mengatakan apabila memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang mengguncang Lolak, Kabupaten Bolaang Mongondow, Sulawesi Utara (Sulut), akibat subduksi lempeng laut Maluku.

"Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault)," sebut Triyono dalam dalam rilis yang dibagikan dalam grup percakapan BMKG, PVMBG dan pemangku kepentingan di Manado, Kamis.

Guncangan gempa ini dirasakan di daerah Bitung III MMI, Luwuk, Halmahera Tengah, Halmahera Selatan, Banggai, Taliabu II-III MMI dan Kotamobagu, Tondano, Bolaang Mongondow Timur, Gorontalo II MMI.

Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa tersebut dan dari hasil pemodelan menunjukkan tidak berpotensi tsunami.

Baca juga: Gempa dengan magnitudo 5,6 terjadi di Timur Laut Lolak-Sulut

Selanjutnya, hingga pukul 20.59 WIB, belum menunjukkan adanya aktivitas gempa bumi susulan (aftershock).

"Masyarakat diimbau tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya, menghindari bangunan yang retak atau rusak. Selanjutnya, memeriksa dan memastikan bangunan tempat tinggal cukup tahan gempa ataupun tidak ada kerusakan," jelasnya.

Dia juga berharap masyarakat memastikan informasi resmi hanya bersumber dari BMKG yang disebarkan melalui kanal komunikasi yang telah terverifikasi.

Pukul 20.38.18 WIB wilayah Laut Sulawesi diguncang gempa tektonik dan dari hasil analisis BMKG menunjukkan informasi awal lindu ini berkekuatan M=5,6 yang selanjutnya dilakukan pemutakhiran menjadi M=5,7.

Episenter gempa terletak pada koordinat 1.11 LU dan 124.22 BT atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 34 kilometer arah Timur Laut Kota Lolak, Kabupaten Bolaang Mongondow, Sulawesi Utara pada kedalaman 251 kilometer.
 

Pewarta: Karel Alexander Polakitan
Editor: Hendra Agusta
Copyright © ANTARA 2019