Jakarta (ANTARA) - Ketua Umum Relawan Pro Jokowi (Projo) Budi Arie Setiadi dipanggil Presiden Joko Widodo sebagai calon wakil menteri di Kabinet Indonesia Maju, namun Budi belum mau mengatakan pos yang akan diisi.

"Nanti tunggu Presiden," kata Budi Arie ketika menjawab pertanyaan wartawan usai dipanggil Presiden Jokowi di Istana Kepresidenan Jakarta, Jumat.

Baca juga: Sebanyak 12 calon Wamen merapat ke Istana

Namun, dia mengungkapkan bahwa dirinya dan Presiden Jokowi berdiskusi tentang pembangunan desa yang maju akan membawa kemajuan bagi bangsa dan negara.

"Anggaran cukup besar bagi pembangunan perdesaan harus betul-betul memberikan kemajuan berarti sehingga bisa memberikan kemajuan nasional," katanya.

Baca juga: Presiden akan kenalkan 12 calon wamen Kabinet Indonesia Maju

Ketika menjawab pertanyaan wartawan bahwa Projo sudah pamit ke Jokowi, namun dia datang sebagai calon wakil menteri, Budi Arie menjawab bahwa Projo untuk pemenangan Jokowi di Pilpres 2019, dan wakil menteri ini sebagai tugas lain untuk mengabdi kepada rakyat.

“Mau enggak mau, karena Projo setia dengan rakyat. Tugas Pak Jokowi (memilihnya sebagai wakil menteri) menegaskan sikap organisasi,” kata Budi.

Baca juga: Presiden Jokowi segera lantik wakil menteri

Terkait Projo yang dibubarkan, ia berdalih akan kerepotan kalau harus melakukan konsolidasi lagi, apalagi tugas Projo memenangkan pilpres dan itu sebenarnya sudah selesai.

“Tugas Projo sudah selesai. Kami harus pamit ke kehidupan normal. Kalau ada tugas baru 'switch engine' dari tim pemenangan,” kata Budi.

Budi mengakui bahwa “emosi" di bawah belum stabil, namun ini soal perasaan. "Projo ini adalah rumah besar pendukung militan Pak Jokowi,” katanya.

Pewarta: Joko Susilo
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2019