Mudah-mudahan komposisi investor dari Jawa yang 75 persen, bisa menurun ke angka 60-65 persen
Lombok, NTB (ANTARA) - Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Hoesen mengharapkan investor pasar modal di masa depan tidak hanya berpusat di Jawa, namun dapat menyebar ke daerah lainnya.

"Kita inginkan mudah-mudahan komposisi investor dari Jawa 75 persen, bisa menurun ke angka 60-65 persen," kata Hoesen dalam temu media di Lombok, Nusa Tenggara Barat, Jumat.

Baca juga: OJK sebut kendala pemda dalam penerbitan obligasi daerah

Hoesen mengatakan salah satu upaya untuk melahirkan investor pasar modal dari daerah non-Jawa adalah dengan giat melakukan sosialisasi ke daerah khususnya yang mengarah kepada literasi.

"Sosialisasi sudah banyak, tapi kita tidak mau ke inklusi, tapi ke literasi, karena ada daerah yang konon inklusinya lebih tinggi dari literasi, berarti mereka mulai main (saham) tapi belum mengerti," ujarnya.

Selain itu, ia mengharapkan upaya pemerintah untuk melahirkan pusat pertumbuhan baru di daerah, termasuk melakukan pemindahan ibu kota ke Kalimantan, bisa meningkatkan pemerataan dan mendorong kesejahteraan.

"Kalau ada pemerintahan pindah ke Kalimantan, ada titik ekonomi baru dan orang kaya baru. Jadi, kondisinya lebih merata," kata Hoesen.

Data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) menyatakan jumlah investor pasar modal per 23 Oktober 2019 mencapai 2.285.663 atau tumbuh 41,15 persen dari 2018.

Dari jumlah tersebut sebanyak 1.055.864 merupakan investor C-Best atau ekuitas, 1.594.766 merupakan investor reksadana, dan 302.321 merupakan investor surat berharga negara.

Investor saham tersebut meningkat hampir dua kali lipat atau sebesar 194 persen sejak 2014. Dalam periode yang sama, investor reksadana tercatat meningkat tiga kali lipat atau 345 persen.

Sebanyak 72,2 persen investor tersebut berasal dari Jawa, sisanya sebanyak 15,01 persen dari Sumatera, 4,9 persen dari Kalimantan dan 3,53 persen dari Sulawesi.

Baca juga: OJK: Penguatan inklusi keuangan tingkatkan kesejahteraan masyarakat
Baca juga: BEI: Pemahaman pasar modal sebagai alternatif pendanaan masih rendah

Pewarta: Satyagraha
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2019