Jakarta (ANTARA News) - Daya saing Indonesia secara nasional hingga kini dinilai masih buruk dibandingkan dengan empat negara lain di ASEAN. "Indonesia konsisten tapi masih di bawah. Perlu diperbaiki secara radikal, bangun kerja keras, stop KKN (Korupsi, Kolusi, Nepotisme)," kata Pembina Indonesia Quality Award Foundation (IQAF), Zaenal Soedjais, pada pembukaan Seminar Nasional Indonesia dengan tema "Kebangkitan Daya Saing Nasional Indonesia untuk Membangun Indonesia Unggul", di Jakarta, Rabu. Dia menyampaikan bahwa berdasarkan hasil penilaian daya saing dalam "Rangking of the world competitiveness yearbook 2008" oleh The IMD business school of Lausanne Switzerland yang dilakukan pada 55 negara, berdasarkan ekonomi nasional Indonesia berada di peringkat ke 51, jauh di bawah tiga negara ASEAN seperti Singapura, Malaysia, dan Filipina. Singapura sebagai negara dengan luasan terkecil di kawasan ASEAN, berdasarkan penilaian tersebut berada di peringkat dua, Malaysia berada diperingkat 19, sedangkan Filipina berada di peringkat 40. Sementara itu, berdasarkan dari penilaian versi "World Economic Forum", daya saing Indonesia pun masih rendah dilingkup internasional maupun di lingkungan regional ASEAN, yaitu peringkat 54, lebih rendah dari Singapura, Malaysia, dan Thailand. Untuk itu, menurut dia, perlu ada upaya peningkatan daya saing nasional dalam persaingan global, dengan langkah strategis dalam peningkatan kinerja perusahaan. Dalam hal ini, dia mengatakan, diperlukan pengukuran kinerja perusahaan dengan alat ukur yang teruji dan komprehensif. Saat ini sebagian besar negara di dunia mempergunakan alat ukur kinerja perusahaan yang berbasis Malcolm Baldrige for Performance Excellence (MBCfPE) yang juga mengangkat Amerika Serikat yang sempat terpuruk pada era 1980-an. Dia mengharapkan agar daya saing nasional segera meningkat dengan penggunaan alat ukur yang teruji baik. Dalam hal ini, Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin)-IQAF bekerjasama dalam peningkatan daya saing global perusahaan dengan metode MBCfPE tersebut. (*)

Copyright © ANTARA 2008