kalau hujan intensitas tinggi maka secara otomatis ada potensi longsor
Banda Aceh (ANTARA) - Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA), Sunawardi mengatakan masyarakat harus membangun kesiagaan bencana banjir dan longsor yang berpotensi terjadi di berbagai wilayah Provinsi Aceh, mengingat akhir-akhir ini Aceh menghadapi musim hujan dengan intensitas tinggi.

"Perlu kami sampaikan warga harus membangun kesiagaan. Kita tidak tahu banjir itu kapan. Beberapa daerah, terutama daerah hilir, banjir bukan karena hujan di sana tapi banjir kiriman," katanya, di Banda Aceh, Senin.

Ia mencontohkan beberapa kabupaten yang terkena dampak banjir akibat intensitas hujan tinggi, seperti di kabupaten Aceh Utara dan Bireuen. Banjir di dua daerah tersebut merupakan banjir kiriman dari hulu Peusangan.

Baca juga: Banjir rendam sembilan kabupaten dan 1.089 rumah di Aceh

Baca juga: Banjir landa tujuh daerah di Aceh, kerugian sementara lebih Rp1 miliar


"Di Peusangan itu air sungai meluap, debit air tinggi sehingga air yang masuk (ke permukiman warga) itu mengagetkan, karena hujan di wilayah itu hanya kecil tapi tiba-tiba banjir, karena itu air kiriman," kata dia.

Sejauh ini, BPBA mencatat dari sembilan kabupaten itu terdapat 74 desa pada 30 kecamatan yang terendam banjir. Beberapa kabupaten tersebut seperti Aceh Jaya, Pidie Jaya, Aceh Barat, Nagan Raya, Aceh Singkil, Simeulu, Aceh Utara, Bener Meriah dan Aceh Tenggara.

Kata dia, beberapa daerah yang berpotensi longsor seperti di Aceh Barat, Nagan Raya, dan bahkan wilayah kepulauan kabupaten Simeulue. Banjir di daerah-daerah seperti itu airnya dari hulu ke hilir dengan membawa berbagai material yang bermuara ke laut. Namun kondisi air laut juga tinggi sehingga air itu kembali ke daratan.

"Jalan-jalan di daerah kita ini kan lebih banyak di lereng bukit, jadi kalau hujan intensitas tinggi maka secara otomatis ada potensi longsor tentunya," kata dia.

Selain itu, kata dia, kejadian banjir dan longsor telah terjadi sebanyak 13 kali di Aceh, yang menyebabkan kerugian sementara Rp5,4 miliar. Banjir itu dengan ketinggian air mulai dari 20 centimeter hingga 200 centimeter.

"Akibatnya setidaknya merendam 1.089 rumah, empat sekolah, satu sarana ibadah, dua sarana kesehatan, dua jembatan dan satu tanggul. Dan banjir ini berdampak pula pada 3.615 orang warga dalam 1.089 kepala keluarga," katanya.

Baca juga: Ratusan warga di Pulau Simeulue Aceh mengungsi akibat banjir

Pewarta: Khalis Surry
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2019