Selama ini Pemerintah tidak berhasil melakukan diversifikasi sumber pemasukan dari sektor pajak
Jakarta (ANTARA) - Anggota Komisi XI DPR Heri Gunawan mengkritisi rencana penerbitan surat utang berdenominasi valuta asing (valas) atau global bond yang akan ditawarkan kepada para investor asing.

Menurut Hery, kebijakan yang diambil Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati tersebut merupakan jalan pintas yang secara tidak langsung menunjukkan belum adanya perbaikan ekonomi yang signifikan selama lima tahun.

“Selama ini Pemerintah tidak berhasil melakukan diversifikasi sumber pemasukan dari sektor pajak, dan masih mengandalkan sumber-sumber lama dari sektor migas,” kata Heri lewat keterangan tertulis diterima di Jakarta, Senin.

Menurut politisi Partai Gerindra ini, kondisi harga komoditas saat ini mengalami penurunan akibat tensi perang dagang dan ketidakpastian ekonomi global.

“Kesimpulannya, bahwa yang dilakukan oleh Menkeu Sri Mulyani pada periode keduanya ini tidak jauh berbeda dengan sebelumnya, tidak ada hal yang baru,” ungkap Heri.

Diketahui, Menkeu memberi sinyal penerbitan global bond karena mempertimbangkan kondisi tingkat bunga acuan yang tengah menurun di dunia.

Kebijakan tersebut telah diantisipasi Menkeu dengan menerbitkan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 144/PMK.05.2019 tentang Perkiraan Defisit dan Tambahan Pembiayaan Defisit APBN Tahun Anggaran 2019.

Penerbitan global bond lantaran defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2019 yang kian melebar. Defisit anggaran sebesar Rp199,1 triliun atau 1,24 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) pada akhir Agustus 2019.

Baca juga: Pengamat berharap duet Sri Mulyani-Suahasil perbaiki ekonomi
Baca juga: Sri Mulyani ingatkan ancaman global, kabinet harus kerja "tancap gas"

 

Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2019