Bapak Wapres berpesan kepada seluruh peserta DMDI, khususnya DMDI Indonesia, untuk bisa menjadi perekat umat dimana saja berada
Jakarta (ANTARA) - Badan Komunikasi Pemuda Remaja Masjid Indonesia (BKPRMI) akan menyelenggarakan Konvensi XIX Dunia Melayu Dunia Islam (DMDI) di Hotel Sultan Jakarta pada 22-24 November, dengan mengundang Wakil Presiden Ma’ruf Amin sebagai pembicara dalam Konvensi internasional tersebut.

Ketua Umum DPP BKPRMI Said Aldi Al Idrus di Jakarta, Selasa, mengatakan Wapres Ma’ruf berpesan agar Konvensi tersebut menjadi momen perekat hubungan antarumat beragama khususnya di Indonesia, selaku tuan rumah.

"Bapak Wapres berpesan kepada seluruh peserta DMDI, khususnya DMDI Indonesia, untuk bisa menjadi perekat umat dimana saja berada," kata Said usai menemui Wapres Ma’ruf Amin di Kantor Wapres Jakarta.

Baca juga: Wapres serukan pemuda terdepan jaga persatuan dan kebinekaan

Wapres Ma’ruf juga berharap Konvensi DMDI dapat merangkul pimpinan-pimpinan agama lain untuk bersama-sama menjaga perdamaian dan meningkatkan toleransi di masyarakat.

"Harus ada pendekatan dengan umat lain, pemimpin-pemimpin di Katolik, Kristen, Buddha, Hindu; dan Bapak Wapres menyarankan itu. Jadi DMDI ini benar-benar menjadi perekat untuk kepentingan umat dan menjadikan Islam rahmatan lil alamin," tambahnya.

Dalam Konvensi tahunan, yang diikuti sekitar 1.000 peserta dari 25 negara, DMDI mengangkat tema tentang penguatan ekonomi Islam secara global, ucap Said.

Baca juga: Ma'ruf Amin: Penguatan SDM jadi solusi hadapi "middle income trap"

Selain itu, Konvensi XIX DMDI juga akan merekomendasikan konsep Islam jalan tengah atau wasathiyah serta rahmatan lil alamin kepada negara-negara Islam, khususnya peserta Konvensi.

Penghapusan kekerasan terhadap Muslim, dimana Islam sebagai minoritas, juga harus ditegakkan; serta dibutuhkan bantuan dari lembaga swadaya masyarakat Islam untuk membantu Muslim seperti di Rohingya dan Uyghur.

"Kita minta kepada umat Islam untuk memperhatikan saudara-saudara kita yang sekarang lagi memang sangat sulit, khususnya di China, Uyghur, juga saudara kita di Pakistan. Kita mengimbau Pemerintah di sana, baik China mau pun Pakistan, untuk tidak memainkan peranan tentara di sana," ujarnya.

Baca juga: Wapres Ma'ruf Amin andalkan santri adang radikalisme

Pewarta: Fransiska Ninditya
Editor: Chandra Hamdani Noor
Copyright © ANTARA 2019