Kami terus berupaya mengenalkan dunia digital kepada pedagang dan mendorong mereka untuk mengenal 'marketplace' melalui acara bertajuk "Grebek Pasar"
Bandarlampung (ANTARA) -
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menargetkan sebanyak 2.000 pedagang di pasar tradisional Kota Bandarlampung, Provinsi Lampung memiliki toko "online" di marketplace untuk membantu meningkatkan penjualan barang mereka.

"Kami terus berupaya mengenalkan dunia digital kepada pedagang dan mendorong mereka untuk mengenal 'marketplace' melalui acara bertajuk 'Grebek Pasar' ," kata Kepala Seksi Pengembangan dan Fasilitasi Platform Perdagangan Kominfo Puti Adella Elvina, di Bandarlampung, Selasa.

Secara umum "marketplace" adalah aplikasi atau situs "web" yang memberi fasilitas jual beli o"nline" dari berbagai sumber.

Menurut dia, kegiatan Grebek Pasar ini dirasa paling efektif untuk menjangkau dan mengenalkan marketplace serta dunia digital kepada para pedagang mengingat kesibukan mereka di kios-kiosnya.

Ia mengatakan, dengan bergabungnya para pelaku UMKM di pasar-pasar tradisional ke "marketplace" akan membuka peluang baru berkembangnya pasar tradisional ke pasar digital sehingga penjual tidak lagi hanya mengandalkan cara-cara konvesional namun mereka dapat aktif berdagang di kanal-kanal perdagangan secara elektronik (e-commerce).

"Dengan terciptanya ekosistem ini maka industri lain juga akan mendapat keuntungan seperti jasa pengiriman misalnya, platform pembayaran digital dan perlengkapan packging sudah pasti akan tumbuh sebagai industri pendukung layanan belanja online," ujarnya.

Ade sapaan akrabnya mengatakan bahwa selama 12 hari Direktorat Ekonomi Digital Kementerian Kominfo melalui Relawan Pandu Digital akan melakukan sosialisasi, edukasi dan pendampingan pemanfaatan marketplace di enam pasar di kota ini untuk menunjang pelaku UMKM berdagang.

Dia berharap, dengan terciptanya ekosistem baru di pasar tradisional akan memudahkan pemangku kepentingan dalam melakukan pendampingan agar pelaku UMKM ini dapat merasakan manfaat dari hadirnya platform digital yang lebih aman dan nyaman untuk berdagang.

"Selama kegiatan yang akan dilakukan selama 12 hari dari tanggal 31 Oktober - 13 November 2019 ini ada enam pasar di Bandarlampung yang akan di lakukan kegiatan Gerebek Pasar secara 'door to door' oleh tim kita," jelas dia.

Enam pasar tersebut, kata dia, adalah Pasar Gudang Panjang, Pasar Bambu Kuning, Pasar Wayhalim, Pasar Kangkung, Pasar Bawah, Pasar Gudang Lelang.

"Saya yakin jika ekosistem ini benar-benar terwujud, pasar tradisional tetap akan menjadi sentra perdagangan dua jalur, yaitu 'offline' dan digital,", kata dia.

Sementara itu Kepala Dinas Perdagangan Bandarlampung Adiansyah menyambut baik kegiatan yang akan dilakukan oleh Kemkominfo ini sebab dapat membantu para pedagang dalam menjual barangnya tidak hanya secara offline akan tetapi secara online juga tanpa batasan waktu.

"Karena program dari Kemkominfo ini baik bagi kepentingan para pedang, pihak kami akan mengupayakan pendampingan setelahnya tentunya dibantu oleh pihak terkait juga," katanya.

Ia juga mengatakan pihaknya akan mengusahakan UPT yang ada di pasar dapat bersinergi dengan paguyuban/ asosiasi pedagang agar anggota mereka ikut dalam program ini.

"Kurang lebih setiap pasar memiliki 600-700 pedagang, jadi ini bisa kita maksimalkan," kata dia.

Baca juga: Vokasi UI bantu pasarkan lampu hias Lombok melalui toko 'online'

Baca juga: Lebih dari 2.000 pedagang pasar buka toko online di marketplace

Baca juga: Pengamat: E-commerce tidak menggerus toko offline

Pewarta: Dian Hadiyatna
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2019