harus ada skema yang besar dalam memodernisasi koperasi di Tanah Air.
Jakarta (ANTARA) - Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Teten Masduki mengajak Asosiasi Koperasi Simpan Pinjam Indonesia (Askopindo) memasyarakatkan koperasi di kalangan generasi milenial.

Setelah menerima jajaran Pengurus Askopindo yang dipimpin Ketua Umum Sahala Panggabean, MBA di Kementerian Koperasi dan UKM, Kuningan, Jakarta, Selasa, Teten mengatakan koperasi harus menjadi bagian dari generasi muda.

“Kita semua harus langsung bergerak sesuai arahan Presiden Jokowi bahwa ekonomi kerakyatan harus memainkan peran penting dalam perwujudan Visi Indonesia Maju 2030," katanya.

Untuk itu ia mengundang para pelaku koperasi untuk mendapatkan masukan termasuk dalam upaya memasyarakatkan koperasi di kalangan anak muda.

"Kami butuh masukan-masukan yang jitu dari teman-teman pelaku koperasi karena mereka semua yang bersentuhan langsung di bawah dan yang mengetahui secara pasti permasalahan dan tantangan di lapangan," kata Teten Masduki.

Menurut mantan Koordinator Staf Khusus Presiden itu, harus ada skema yang besar dalam memodernisasi koperasi di Tanah Air.

Baca juga: Teten Masduki rancang Program 100 Hari Pemberdayaan Koperasi dan UMKM

“Alhamdulillah OJK serta BI juga memikirkan hal yang sama, jadi dari hasil koordinasi segera akan ada komitmen karena tujuannya untuk menaikkan ekspor dan mengurangi impor supaya neraca perdagangan kita juga tetap bagus dan akhirnya Koperasi dan UMKM kita bisa Go International," tegas Teten.

Merespons hal itu, Ketua Bidang Komunikasi dan Informasi Askopindo Frans Meroga Panggabean yang turut serta dalam pertemuan itu mengatakan perlu langkah-langkah strategis dalam pengembangan koperasi dan UMKM yang konkret dan langsung terasa kontribusinya bagi perekonomian nasional.

Frans yang juga Vice President dari Nasari Cooperative Group ini menyambut baik keseriusan pemerintah untuk menjadikan ekonomi kerakyatan sebagai andalan untuk mengantisipasi perekonomian global yang masih akan melemah dalam beberapa tahun ke depan.

Selain itu juga belajar dari pengalaman bahwa koperasi dan UKM-lah yang menjadi penyelamat perekonomian Indonesia dari beberapa kali krisis multidimensi yang terjadi pada waktu-waktu yang lalu.

Frans Meroga yang mewakili generasi milenial yang aktif dalam industri koperasi mengatakan bahwa pertemuan dengan Menteri Koperasi dan UKM mengerucut kepada 3 poin utama.

Baca juga: Mimpi modernisasi koperasi ala Teten Masduki

Pertama, sejatinya pelaksanaan ekonomi kerakyatan membutuhkan keberpihakan aturan agar koperasi dapat memainkan peran lebih penting dalam perekonomian nasional. RUU Perkoperasian yang baru sangat mendesak segera ditetapkan menjadi UU sehingga dapat selaras menghadapi kondisi terkini dan menambah daya saing koperasi.

"Salah satu poin terpenting yang akan dimuat dalam UU Perkoperasian yang baru nanti adalah setiap simpanan anggota di koperasi akan dilakukan penjaminan oleh pemerintah sebagaimana yang terjadi di perbankan," ujar Frans yang lulusan MBA dari University of Grenoble, Prancis ini.

Selanjutnya poin kedua adalah diperlukan sebuah program gerakan nasional untuk mengkampanyekan bahwa badan usaha koperasi adalah yang paling sesuai saat ini guna menggerakkan semua elemen masyarakat agar tercipta peningkatan kesejahteraan dan menurunkan kesenjangan sosial.

Generasi milenial pun harus dilibatkan aktif agar tertarik untuk berkoperasi karena prinsip dan nilai koperasi sangat sejalan dengan karakteristik dan preferensi generasi milenial.

Tujuan dari gerakan itu adalah koperasi harus disukai oleh generasi milenial karena memiliki nilai utama kesetaraan dan berbagi, dimana koperasi adalah kumpulan orang dengan prinsip tata kelola "One Man One Vote" dan bukan "One Share One Vote" seperti perseroan.

"Nilai-nilai seperti itu kan milenial banget dengan kebersamaan dan egaliternya," lanjut Frans yang juga Pakar Ekonomi Kerakyatan dan Koperasi Milenial itu.

Poin ketiga yang mengemuka adalah program pengembangan koperasi dan UMKM dalam rangka peningkatan produktivitas untuk tujuan Go International. Desain program pengembangan pelaku operasi dan UMKM orientasi ekspor itu akan terintegrasi mulai dari hulu sampai hilir bahkan sampai pada ekspor dan pemasarannya. Pengusaha UMKM yang ikut dalam program ini nantinya akan tergabung dalam kluster dan harus berbentuk koperasi.

Frans memberikan apresiasi positif kepada Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki karena langsung bergerak untuk menjadikan ekonomi kerakyatan sebagai andalan dalam mewujudkan Visi Indonesia Maju 2030.

"Menteri tidak menunggu lama langsung bergerak dan bekerja serta mau meminta dan mendengarkan saran serta masukan agar semua bahu-membahu bekerja bersama mewujudkan Indonesia Maju,” kata Waketum Generasi Optimis Indonesia itu.

Pewarta: Hanni Sofia
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2019