gempa ini memiliki spesifikasi dan berbeda dari gempa yang pernah terjadi sebelumnya
Ambon (ANTARA) - Pemerintah Kota (Pemkot) Ambon berinisiatif melakukan studi kajian khusus terhadap gempa yang terjadi di Maluku, karena gempa sejak 26 September lalu itu memiliki spesifikasi  berbeda dari gempa yang pernah terjadi sebelumnya.

Wali Kota Ambon Richard Louhenapessy di Ambon, Selasa, mengatakan untuk studi tersebut pihaknya akan menghadirkan sejumlah ahli dari Institut Teknologi Bandung (ITB) maupun Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

"Presiden Joko Widodo dalam kunjungan Selasa ini di Ambon telah meminta kepala BNPB untuk membentuk tim gabungan penanganan bencana, selanjutnya Pemkot berinisiatif membuat studi kajian secara khusus dengan mendatangkan para ahli, " katanya.

Ia mengatakan, gempa yang terjadi di Maluku sejak 26 September 2019, memiliki spesifikasi dan berbeda dari gempa yang pernah terjadi sebelumnya karena hampir seluruh pusat gempa ada dalam beberapa titik seperti di kawasan Teluk yakni Passo dan sekitarnya, pulau Haruku, Kairatu SBB, Liang, Waai dan Tulehu di Maluku Tengah.

Baca juga: BNPB tegaskan pengeboran panas bumi tidak picu gempa


"Titik gempa hanya di seputaran titik tersebut, sedangkan kawasan lain Ambon lain tidak merasakan. Ini memang agak spesifik karena itu dibutuhkan kajian, " kata Richard.

Ia menyatakan, secara spesifik tidak terjadi kerusakan serius akibat gempa di kota Ambon dan hampir seluruh fasilitas tersedia.

"Kita memberikan apresiasi kepada presiden melalui BNPB karena penanganan bencana di Maluku sangat profesional dan cepat," ujarnya.

Kota Ambon, kabupaten Seram Bagian Barat (SBB) dan Maluku Tengah merasakan penanganan bencana yang dilakukan tim BNPB, ujarnya.

"Kepala BNPB Pak Doni Moenardo berulang kali datang ke kota Ambon memberikan perhatian dan penanganan bencana," ujarnya.


Baca juga: Rumah tahan gempa dibangun warga Morela di Desa Waai-Maluku Tengah

Pewarta: Penina Fiolana Mayaut
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2019