terlihat anak-anak sekolah sekarang sudah membawa tumbler dan mengurangi sampah plastik
Jakarta (ANTARA) - Pada awal jabatannya di periode kedua sebagai Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya mengunjungi Sekolah Global Mandiri untuk berbagi inspirasi dan mengajak siswa sekolah bersama-sama menjaga lingkungan hidup dan kehutanan.

Siti dalam keterangan tertulis.yang diterima di Jakarta, Selasa, menekankan karakter yang terbentuk pada siswa sekolah menentukan Indonesia di masa depan.

“Kerja lima tahun belakangan mengindikasikan banyak kemajuan. Terlihat anak-anak sekolah sekarang sudah membawa tumbler dan mengurangi sampah plastik,” katanya usai mengisi kelas inspirasi di Sekolah Global Mandiri di Cibubur, Jawa Barat.

Ia menyatakan sedang merancang kegiatan yang melibatkan sekolah-sekolah. Dirinya menganggap penting untuk bersama-sama masyarakat dalam pengelolaan lingkungan.

“Presiden (Joko Widodo) berpesan, yang paling penting adalah bagaimana implementasi oleh rakyat, untuk rakyat,” katanya.

Baca juga: KLHK : Budaya ramah lingkungan dibangun dari rumah dan pendidikan
Baca juga: Dubes: Pendidikan kunci Indonesia ciptakan keberlanjutan lingkungan


Dalam kesempatan tersebut, Siti juga membagikan bibit pohon multiguna seperti rambutan, mangga, dan nangka untuk ditanam para siswa dan sekolah. Selanjutnya menteri mengajak agar setiap siswa hingga dewasa menanam setidaknya 25 batang pohon.

Selain untuk menjaga agar alam tetap hijau, menanam pohon juga bermanfaat untuk menghasilkan oksigen dan mencegah bencana perubahan iklim, ujar dia.

Sekitar 300 siswa sangat antusias mengikuti acara tersebut. Selain siswa, acara tersebut juga dihadiri perwakilan orangtua.

Seorang siswa, Andi Salman Nazafi sempat bertanya tentang apa penyebab kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang terjadi beberapa waktu belakangan.

Siti menjawab karhutla bisa terjadi akibat faktor alam karena gesekan serasah. Namun, karhutla lebih banyak disebabkan oleh faktor manusia.

“Ada yang akibat buang puntung rokok sembarangan, ada juga karena pembakaran untuk membuka ladang dan kebun,” katanya.

Ia mengatakan pemerintah terus melakukan upaya pemadaman terhadap kejadian karhutla. Pemerintah juga melakukan kontrol ketat pengelolaan lahan untuk mencegah kejadian karhutla.

Baca juga: FAO-KLHK suarakan pendidikan hutan untuk selamatkan kehidupan
Baca juga: Anak usia 10 tahun layak tanamkan cinta lingkungan


“Petugas Manggala Agni, Masyarakat Peduli Api terus bekerja di lapangan, BPBD juga aktif. Pemerintah masih waspada hingga pertengahan November,” kata Siti.

Data dari Sistem Monitoring Karhutla Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), jumlah titik panas pada hari ini, berdasarkan pantauan satelit Terra/Aqua (dengan tingkat kepercayaan lebih besar dari 80 persen) sebanyak 52 titik. Jumlah ini telah turun jauh dibandingkan pekan lalu yang tercatat lebih dari 600 titik.

Kepala Sekolah Global Mandiri Anna Budiatmi menyatakan kedatangan Menteri Siti diharapkan bisa menginspirasi para siswa untuk menggapai cita-citanya. “Kedatangan Bu Menteri sekaligus mengajak anak-anak untuk lebih peduli pada lingkungan”.

Anna menyatakan pihak sekolah sudah mewajibkan siswa untuk membawa botol dan dan kotak makanan dari rumah untuk mengurangi sampah plastik. Selain itu, mereka juga wajib mengumpulkan sampah yang bisa didaur ulang untuk kemudian "ditabung" di Bank Sampah sekolah.

Sampah tersebut akan didaur ulang menjadi berbagai produk yang bisa dimanfaatkan kembali atau produk kerajinan. “Ini memang kampanye sederhana tapi sebagai generasi penerus, pendidikan lingkungan hidup perlu dilakukan sejak dini,” katanya.

Baca juga: Tulus ajak peduli lingkungan melalui pendidikan sejak kecil
Baca juga: Raja Ampat buat modul pendidikan lingkungan untuk murid SD


Pewarta: Virna P Setyorini
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2019