Jakarta (ANTARA) - Presiden Joko Widodo menargetkan perjanjian internasional dengan negara atau institusi lain untuk meningkatkan ekspor dapat terselesaikan paling tidak akhir 2020.

"Yang penting menurut saya segera diselesaikan dan akhir 2020 ini bisa diselesaikan," kata Presiden Jokowi ketika memimpin rapat kabinet terbatas di Kantor Presiden Jakarta, Rabu.

Pada awal sambutan pembukaannya, Presiden Jokowi mengingatkan adanya ancaman kondisi ekonomi makin sulit dan bahkan mengarah ke resesi pada 2020.

Baca juga: Kemendag tingkatkan perjanjian internasional dongkrak ekspor

Kunci untuk mengantisipasi kondisi itu, menurut Presiden Jokowi adalah peningkatan ekspor dan investasi.

Kepala Negara menyebutkan Indonesia telah menyelesaikan perjanjian kerja sama ekonomi komprehensif (CEPA) dengan Australia.

"Ini harus diteruskan dengan negara-negara lain. Yang penting menurut saya segera diselesaikan dan akhir 2020 ini bisa diselesaikan," katanya.

Baca juga: Mendag targetkan perjanjian dagang pasar nontradisional rampung 2020

Ia meminta tim perunding harus disusun yang fixed atau tidak ganti-ganti.

"Kemudian penyelesaian dan eksekusi lapangan juga harus terus dikerjakan, yakni dengan Uni Eropa. Ini nanti akan berkaitan dengan peningkatan ekspor," kata Jokowi.

Ia mengingatkan juga perlunya segera diselesaikan Perjanjiam Kerja sama Ekonomi Komprehensif Regional (RCEP) Indonesia dengan Anggota ASEAN plus 6 negara.

"Termasuk di dalamnya India, China Korsel, Jepang, Australia dan Selandia Baru," katanya.

Ia menyebutkan Indonesia belum memiliki perjanjian perdagangan dengan mereka sehingga ia minta agar segera diselesaikan.

"Dalam akhir tahun depan harus rampung sehingga yang berkaitan dengan ekspor bisa kita lakukan," tegasnya.

Jokowi juga mengingatkan perlunya penyelesaian perjanjian perdagangan dengan negara-negara Afrika.

"Ini penting sekali, Afrika, tolong dilihat," kata Presiden Jokowi.

Pewarta: Agus Salim
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2019