Cilacap (ANTARA News) - Kabar eksekusi tiga terpidana mati kasus Bom Bali I, Amrozi, Imam Samudra, dan Mukhlas alias Ali Gufron akhir-akhir ini mencuat di berbagai media massa baik cetak maupun elektronik. Apalagi ada pernyataan dari dari Kejaksaan Agung yang menyebutkan bahwa pelaksanaan eksekusi terhadap mereka bakal dilakukan sebelum memasuki bulan Ramadan. Setelah ada pernyataan itu, penjagaan terhadap LP Nusakambangan yang berada di Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, terus diperketat baik untuk pengunjung maupun pengamanan laut yang mengelilingi pulau itu. Patroli laut yang dilakukan Polairud dan Lanal Cilacap terus ditingkatkan untuk menghindari penyusup-penyusup yang berusaha masuk ke pulau yang berada di ujung selatan Jawa Tengah tersebut, termasuk pemancing yang biasanya mengail ikan di pulau itu. Bahkan, selama bulan Agustus 2008, media massa baik cetak maupun elektronik tidak diizinkan untuk meliput kegiatan 17-an, padahal biasanya mereka diizinkan meliput pemberian remisi narapidana pada HUT ke-63 Republik Indonesia. Di samping itu, di Lembaga Pemasyarakatan (LP) Batu Nusakambangan, tempat ketiga terpidana mati itu menjalani masa hukuman juga ditempatkan satu regu Brimob secara bergiliran. Satu regu berada di sana sekitar 10 hari kemudian diganti regu lain. Memang saat-saat normal personel Brimob itu hanya ditempatkan di Posko Nusakambangan tetapi jumlahnya tidak mencapai lima orang tetapi kini yang ditempatkan di LP Batu sendiri mencapai 10 orang tiap regu. Seperti yang terlihat hari Jumat (22/8) siang, satu regu Brimob Kompi BS Banyumas menyeberang dari Dermaga Wijayapura (satu-satunya pintu masuk ke Nusakambangan). Menurut petugas dari Polres Cilacap yang mengantar mereka, personel dari Brimob ini untuk menggantikan rekannya yang ada di Nusakambangan. Mereka ditempatkan di LP Batu. Salat Jumat Hari Jumat, tiga terpidana mati kasus Bom Bali I yang menewaskan sekitar 202 orang tersebut menjalani Salat Jumat di Masjid At-Taubah LP Batu Nusakambangan dengan imam H. Hasan Makarim, salah satu Ketua MUI Kabupaten Cilacap. Apakah salat Jumat ini merupakan terakhir bagi mereka? Jumat pekan ini (29/8) merupakan Jumat terakhir di bulan Syaban, setelah itu akan masuk bulan Ramadhan. Pelaksanaan eksekusi terpidana mati akhir-akhir ini selalu digelar Jumat dini hari, seperti eksukusi Sugeng dan Sumiarsih (Jumat tanggal 18 Juli 2008), kemudian seorang terpidana mati di Tangerang bersamaan harinya dengan Sugeng dan Sumiarsih di Surabaya. Kemudian, dua napi Nigeria yang menjalani eksekusi di Nusakambangan juga dilaksanakan Jumat (24/7), dan terakhir Rio Alex Bullo yang dieksekusi hari Jumat (8/8). Kalau "tradisi" itu diteruskan, apakah itu berarti Amrozi dan kawan-kawan akan dieksekusi pada Jumat (29/8) esok? Jaksa Agung Hendarman Supandji kepada wartawan di Jakarta menyebutkan bahwa pihaknya belum bisa memastikan waktu eksekusi karena belum menerima syarat-syarat formalitas agar eksekusi dilaksanakan. Syarat-syarat tersebut adalah pernyataan menolak atau menerima dari ketiga terpidana atas putusan Mahkamah Agung mengenai penolakan kasasi yang diajukan mereka. Selain itu, Hendarman mengaku belum menerima surat pernyataan Amrozi dan kawan-kawan tidak akan mengajukan grasi kepada presiden. Syarat formalitas itu adalah putusan yang harus diberitahukan kepada yang bersangkutan, menolak atau menerima, mengajukan grasi atau tidak. Di samping itu, Kepala LP Batu Nusakambangan, Sudijanto mengatakan, sampai kini belum ada permintaan dari kejaksaan untuk menempatkan mereka di ruang isolasi. "Kalau sudah ada putusan eksekusi maka H-3 maka terpidana mati harus ditempatkan di ruang isolasi," katanya. Ia mengatakan, di sini belum ada ruang isolasi. "Sebenarnya selama empat tahun di sini, mereka sudah berada di ruang isolasi," katanya. Tanda-tanda pelaksanaan eksekusi kemungkinan bukan menjelang puasa ini juga sempat dilontarkan Imam Samudra ketika bertemu Hasan Makarim (salah satu Ketua MUI Kabupaten Cilacap) usai Salat Jumat di Masjid At-Taubah LP Batu. Saat itu Imam Samudra sempat menanyakan kepada Hasan Makarim, "Ustadz saat Idul Fitri besok khotbah di mana?" kata Imam Samudra seperti ditirukan Hasan Makarim. Hasan Makarim yang baru saja menerima surat permohonan untuk menjadi khatib pada`Salat Idul Fitri 1429 Hijriah langsung menunjukkan surat tersebut kepada Imam Samudra dan menyatakan bahwa dirinya diminta menjadi khatib di LP Batu. Mendengar dan melihat surat tersebut, Imam Samudra lantas mengatakan, "Insya Allah ketemu lagi". Tetapi sampai kini belum ada pernyataan soal pelaksanaan eksekusi terhadap mereka, apakah sebelum puasa atau setelah lebaran atau waktu lainnya.(*)

Oleh Oleh Hernawan W dan Sumarwoto
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008