Alhamdullilah, secara umum kinerja BNI Syariah terus tumbuh secara konsisten di atas rata-rata industri
Jakarta (ANTARA) - BNI Syariah mencatatkan laba bersih triwulan III-2019 sebesar Rp461,96 miliar, naik 50,66 persen secara tahunan dibandingkan periode sama tahun sebelumnya sebesar Rp306,61 miliar.

“Alhamdullilah, secara umum kinerja BNI Syariah terus tumbuh secara konsisten di atas rata-rata industri,” kata Direktur Utama BNI Syariah Abdullah Firman Wibowo dalam keterangan resminya di Jakarta, Kamis.

Abdullah mengatakan bahwa kenaikan laba ini didorong oleh pertumbuhan pembiayaan yang berkualitas, efisiensi operasional, ekspansi dana murah yang ditunjukkan oleh rasio dana murah atau current account saving account (CASA) yang meningkat, serta pembiayaan bermasalah atau non performing financing (NPF) yang terjaga sehingga menghasilkan profitabilitas yang optimal. Selain itu, minat nasabah terhadap produk dengan akad wadiah semakin tinggi, sehingga beban bagi hasil menurun.

Seiring dengan kenaikan laba, BNI Syariah juga mencatat kenaikan aset 12,76 persen yoy menjadi Rp43,92 triliun dari periode sama 2018 sebesar Rp38,95 triliun. Kenaikan aset BNI Syariah lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan industri sebesar 11,53 persen.

Dari sisi bisnis, BNI Syariah telah menyalurkan pembiayaan sebesar Rp31,81 triliun, naik 18,34 persen secara tahunan dari periode sama 2018 sebesar Rp26,88 triliun. Komposisi pembiayaan terbesar disumbang oleh segmen konsumer sebesar Rp15,08 triliun atau 47,4 persen dari total pembiayaan, segmen komersial sebesar Rp8,54 triliun atau 26,8 persen, segmen kecil dan menengah sebesar Rp6,22 triliun atau 19,6 persen, segmen mikro sebesar Rp 1,61 triliun atau 5,1 persen, dan kartu pembiayaan sebesar Rp358 miliar atau 1,1 persen.

Sedangkan penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) BNI Syariah mencapai Rp37,49 triliun, naik 11,79 persen secara tahunan dari periode sama 2018 sebesar Rp33,53 triliun dengan jumlah rekening sebanyak 3,33 juta. Pertumbuhan DPK BNI Syariah lebih tinggi dari pertumbuhan industri sebesar 13,28 persen.

Komposisi DPK ini didominasi oleh dana murah (giro dan tabungan) yang mencapai 61,95 persen. Rasio dana murah ini didapat dari kerja sama dengan institusi, perguruan tinggi, sekolah dan komunitas, salah satunya melalui program Masjidku Hasanahku, yaitu pelatihan optimalisasi manajemen keuangan masjid di 16 kota yang telah diikuti lebih dari 2.000 masjid sejak awal tahun 2019.

Dari sisi rasio efisiensi, sampai triwulan III 2019, BNI Syariah mencatat biaya operasional dibanding pendapatan operasional (BOPO) sebesar 80,67 persen atau membaik dibanding periode sama 2018 sebesar 85,49 persen. Rasio efisiensi yang membaik ini diperoleh melalui adanya sinergi BNI Syariah dengan BNI Induk dalam hal layanan, operasional perbankan, optimalisasi marketing communication. Seiring rasio efisiensi, rasio profitabilitas salah satunya ROE (Return on Equity) juga mengalami kenaikan dari 10,47 persen menjadi 14,02 persen.

Sampai triwulan III 2019, BNI syariah mencatat rasio (NPF) sebesar 3,05 persen membaik dibandingkan periode sama tahun 2018 sebesar 3,08 persen. Membaiknya rasio NPF ini dicapai dengan pembiayaan ke sektor yang memiliki risiko rendah dengan terus memonitor kualitas pembiayaan secara konsisten sehingga menghasilkan yield yang optimal.

Baca juga: BNI Syariah bertekad minimalisasi biaya migrasi nasabah konvensional

Baca juga: BNI Syariah perluas kemitraan untuk optimalkan pembiayaan

 

Pewarta: Aji Cakti
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2019