Beijing (ANTARA News) - Negara-negara Asia menikmati keberhasilan Olimpiade Beijing dengan mendulang medali dengan dipelopori oleh China, tetapi prestasi itu dinodai oleh dua tes positif doping. Negara-negara yang tergabung dalam Dewan Olimpiade Asia (OCA) berhasil mengumpulkan 85 medali emas, 54 perak, dan 72 perunggu. Seperti yang sudah diduga, peraih medali emas terbanyak adalah China (51-21-28), sementara Korea Selatan (13-10-8) mengungguli saingan tradisional mereka, Jepang (9-6-10). Salah satu terobosan terbesar dicapai Singapura, yang merebut medali pertamanya dalam 48 tahun, sementara Malaysia membawa pulang satu medali perak. Rohullah Nikpai mempersembahkan medali pertama Afghanistan, sebuah medali perunggu yang diperoleh dari cabang taekwondo, yang membawa kebahagiaan bagi tanah airnya, dengan Presiden Hamid Karzai dilaporkan menjanjikan sebuah rumah baginya. Terobosan besar lainnya dicapai India, yang mendapat medali emas individual pertamanya, atas nama petembak Abhinav Bindra. Indonesia merebut satu medali emas, satu perak dan tiga perunggu, sementara Thailand menggondol dua medali emas dan dua perak. Taiwan, Mongolia, Iran, Korea Utara, Uzbekistan, Kazakstan, dan Kirgistan, juga merasakan keberhasilan Olimpiade, tetapi Hongkong belum beruntung. China menyajikan penampilan terbaiknya, dengan menggeser Amerika Serikat dari puncak perolehan medali untuk pertama kalinya. Sementara para atlet China merebut medali emas di cabang olahraga loncat indah, tenis meja, bulutangkis, dan angkat besi putri, mereka juga menyabet medali emas di olahraga nontradisional, seperti panahan, anggar, selancar angin, dan bola voli pantai. Kosuke Kitajima dari Jepang dan Liu Zige dari China secara kopkoh menorehkan Asia di peta renang dunia, ketika mereka, secara singkat, mencuri perhatian dari Michael Phelp, dengan penampilan yang mengagumkan di kolam renang. Raja gaya dada, Kitajima, untuk kedua kalinya secara beruntun menyabet medali emas di nomor 100 meter dan 200 meter, sehingga mengukuhkan dirinya sebagai salah satu perenang terhebat di dunia. ` Saya tidak menyangka dapat meraih dua medali emas di dua Olimpiade secara beruntun," kata Kitajima, seperti dikutip AFP. "Yang saya inginkan adalah menunjukkan penampilan terbaik saya di sini di Beijing," katanya. Tuan rumah China mengikuti prestasi Kitajima, dengan Liu Zige dan Jiao Liuyang mengejutkan masyarakat renang dengan menyabet medali emas dan perak di gaya kupu-kupu 200m putri. Berjaya di angkat besi Para atlet Asia juga berjaya di angkat besi. China memenangi empat gelar putri dan empat gelar putra, dengan atlet angkat besi Thailand, Prapawadee Jaroenrattanatarakoon (53Kg) dan atket Korea Utara, Pak Hyon-Suk (63Kg) merupakan dua atlet angkat besi putri non-China yang meraih medali emas. India merayakan medali emas Olimpiade individu pertamanya, ketika Bindra, seorang pengusaha berusia 25 tahun, merebut emas di cabang menembak Air Rifle 10m. Sementara prestasi-prestasi itu dicapai, dua tes positif doping menodai prestasi Asia itu. Petembak Korea Utara, Kim Jong-Su (31), mendapat medali perak dan perunggu, tetapi harus kehilangan medalinya setelah ia terbukti menggunakan obat beta-blocker yang terlarang. Pesenam Vietnam, Do Thi Ngan Thuong, dites positif menggunakan diuretic furosemide yang terlarang. (*)

Pewarta:
Copyright © ANTARA 2008