Bali (ANTARA) - Wakil Presiden Ma'ruf Amin mendorong para pemangku kepentingan kelapa sawit untuk meningkatkan produktivitas lahan dan daya saing, menangkal kampanye negatif, serta melakukan hilirisasi industri; sehingga pengembangan sektor kelapa sawit menjadi optimal.

"Melalui forum ini, saya mengharapkan dan mendorong agar dilakukan, pertama, pengembangan kelapa sawit ke depan agar lebih difokuskan kepada upaya peningkatan produktivitas lahan dan daya saing," kata Wapres Ma'ruf saat membuka The 15th Indonesian Palm Oil Conference and 2020 Price Outlook di Bali International Convention Center, Kamis.

Untuk mempercepat peningkatan produksi dan daya saing kelapa sawit tersebut, Wapres mendesak Kementerian Pertanian untuk segera merealisasikan program peremajaan sawit rakyat, yang pada tahun ini ditargetkan seluas 185 ribu hektare.

Selanjutnya, Wapres juga berharap para pemangku kepentingan dapat melakukan langkah untuk menangkal kampanye negatif terhadap produk sawit dari Indonesia, sehingga hal itu dapat membantu peningkatan produksi sawit.

"Kedua, saya juga mendorong upaya sistematis menangkal kampanye negatif kelapa sawit asal Indonesia. Salah satu langkahnya ialah melalui komitmen sertifikasi ISPO (Indonesian Sustainable Palm Oil)," lanjutnya.

Lewat sertifikasi tersebut, produk sawit dari Indonesia akan mendapatkan nilai lebih dan berkualitas sehingga memiliki daya saing untuk diekspor.

Terakhir, Wapres meminta tata kelola industri sawit di dalam negeri diperbaiki sehingga dapat meningkatkan produktivitas kelapa sawit. Ma'ruf meminta lahan investasi kelapa sawit di hilir harus ditingkatkan.

"Tentu mendorong bagaimana kita bisa untuk supaya harga sawit cukup baik di tingkat internasional, juga adanya kerja sama dengan berbagai negara penghasil sawit. Dan Pemerintah akan terus meningkatkan upaya-upaya untuk pengolahan sawit di dalam negeri," ujar Wapres.

Baca juga: Wapres dorong peremajaan 185 ribu hektare untuk produktivitas sawit

 

Pewarta: Fransiska Ninditya
Editor: Yuniardi Ferdinand
Copyright © ANTARA 2019