Jakarta (ANTARA) - Wakil Menteri Pertahanan Sakti Wahyu Trenggono mengatakan industri strategis Indonesia perlu mengembangkan sistem pertahanan siber.

"Kan ada PT Dirgantara Indonesia, PT Pindad, PT PAL, ada PT INTI, ada PT Len, ada Dahana. Harus kuat di sektor 'cyber defense', 'artificial intellegence', dan 'Internet of Things'. Itu enggak bisa enggak, harus," kata Trenggono di halaman Istana Negara, Jakarta pada Kamis.

Baca juga: Menhan inventarisasi masalah untuk perkuat pertahanan Indonesia
Baca juga: Jokowi cari alternatif sebutan radikalis jadi "manipulator agama"


Menurut dia, pemerintah akan mendorong perkembangan industri strategis dalam negeri untuk memenuhi kebutuhan pertahanan.

Pemerintah akan memesan kebutuhan pertahanan kepada industri strategis dalam negeri.

"Nanti ada anggaran di departemen pertahanan yang tentu kita akan alokasikan, sedapat mungkin kita berikan industri dalam negeri. Tidak hanya BUMN, tapi terhadap swasta juga yang kita investigasi bahwa kemampuan swasta bagus, kita akan berikan," ujar Trenggono.

Wamenhan berharap industri strategis dalam negeri dapat memberikan produk berkualitas tinggi bagi kebutuhan pertahanan Indonesia.

Trenggono menyatakan industri strategis dalam negeri harus mempelajari penerapan teknologi tinggi.

"Apalagi perang ke depan bukan hanya soal persenjataan. Tapi juga soal 'cyber defense' dan sebagainya, soal biologi, soal pangan," demikian Trenggono. 

Baca juga: Presiden ingin pemusatan anggaran kesehatan Rp132 triliun lebih baik
Baca juga: Presiden minta reformasi besar-besaran di Kemendikbud dan Kemenag

Pewarta: Bayu Prasetyo
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2019