Permatang Pauh, Penang-Malaysia (ANTARA News) - Nasib politik Anwar Ibrahim ditentukan dalam pemilihan lokal di Permatang Pauh, Pulau Penang, Malaysia, Selasa (26/8). Apabila Anwar menang, peta politik Malaysia akan berubah drastis. Anwar akan memimpin oposisi, koalisi Perkataan Rakyat, yang sekaligus memungkinkannya untuk merebut kursi Perdana Menteri yang dikuasai koalisi Barisan Nasional (BN) pimpinan Abdullah Badawi. Sebaliknya, bila Anwar - penasihat Partai Keadilan Rakyat (PKR)- kalah, maka kursi yang ditinggalkan istrinya, Datin Seri Wan Azizah Wan Ismail, lepas dari oposisi dan karier politik Anwar juga terancam. Pemilu sela di Permatang Pauh digelar setelah ketua PKR, Wan Azizah- yang meraih kursi dari Permatang Pauh, tempat kelahirannya -- menyatakan mundur untuk memberikan kesempatan kepada suaminya masuk parlemen. Dalam sistem politik Malaysia, apabila satu anggota parlemen mundur, maka kursi yang ditinggalkan diperebutkan kembali. Anwar yang pada pemilihan raya Maret lalu belum mendapatkan hak politiknya, kini bertarung merebut kursi yang ditinggalkan istrinya. Ia bersaing melawan Datuk Arif Shah Omar Shah, yang dicalonkan Barisan Nasional dan Hanafi Mamat dari Angkatan Keadilan Insan Malaysia (AKIM). AKIM adalah partai pecahan PAS, salah satu koalisi partai oposisi. Sejak Pemilu besar Maret lalu, perhatian rakyat Malaysia tertuju pada pemilu sela hari Selasa, terutama munculnya Anwar Ibrahim sebagai calon kuat untuk parlemen. Anwar, mantan wakil PM yang dipecat Mahathir Mohammad, diperkirakan banyak kalangan akan memenangkan pertarungan ini dan selanjutnya tampil sebagai pemimpin oposisi. Pada Pemilu Maret lalu, koalisi partai pemerintah, Barisan Nasional, mengalami pukulan telak selama 30 tahun berkuasa. Meski tetap memenangkan pemilu, namun BN gagal meraih mayoritas mutlak. BN hanya meraih 140 dari 222 kursi. Sedangkan oposisi yang terdiri dari PKR, Partai Islam Se Malaysia (PAS), dan Partai Tindakan Demokratik (DAP) mengalami peningkatan kursi. Mereka meraih 82 kursi. Kenaikan kursi oposisi inilah yang membuat pemerintah gerah. Apalagi, Anwar Ibrahim yang mendirikan PKR, bertekad untuk memimpin oposisi bila dia terpilih dalam pemilu sela di Permatang Pauh tersebut. Dalam berbagai komentarnya, Anwar menyatakan pula bahwa sekitar 30 anggota parlemen dari BN akan bergabung dengan oposisi apabila dia terpilih. Jika klaim itu terwujud, maka jumlah kursi oposisi menjadi 112 kursi, yang memungkinkan baginya untuk merebut kekuasaan pemerintah. Berlangsung Keras Pemilu sela ini berlangsung cukup keras. Pengaduan Mohd Saiful Bukhari kepada polisi bahwa Anwar telah menyodominya, menjadi amunisi bagi BN untuk menghancurkan Anwar. Saiful adalah mantan staf Anwar. Kasus pengaduan ini sudah dibawa ke pengadilan. Anwar menolak tuduhan itu dan balik menuduh pemerintah memainkan politik kotor. PM Abdullah Badawi maupun Timpalan PM Najib Razak menyatakan tidak campur tangan soal ini. Pengaduan itu murni inisiatif Saiful. Pada masa kepemimpinan PM Mahathir, Anwar juga dituduh melakukan sodomi terhadap stafnya, bernama Sukma asal Indonesia. Posisi Anwar semakin tersudut ketika Saiful pada Jumat (15/8) lalu bersumpah di hadapan ulama di masjid. Dalam sumpah dengan menggunakan Al Quran itu, Saiful menyatakan dia telah disodomi Anwar. Sebaliknya, Anwar tidak bersedia bersumpah untuk menolak tuduhan itu. Menurut Anwar, dia tidak peduli atas sumpah tersebut. Tidak bersedianya Anwar disumpah, telah menimbulkan keraguan pendukungnya. Pers Malaysia yang mewawancarai rakyat pemilih pun memberi kesan bahwa Anwar takut bersumpah karena perbuatan itu memang dilakukannya. Keraguan juga mulai menyelinap di kalangan Partai Islam (PAS), Jika sebelumnya mereka mendukung Anwar memimpin oposisi di parlemen, jika terpilih, kini mereka mendorong pimpinan PAS untuk memimpin koalisi. Di lain pihak, Timpalan PM Najib Razak yang dituduh Anwar terlibat pembunuhan model asal Mongolia, Altantuya, justru mengangkat sumpah dengan Al Quran, Jumat (22/08) lalu. Dalam sumpahnya, Najib menyatakan tidak kenal dengan Altantuya. Keberanian Najib mengangkat sumpah ini semakin memojokkan Anwar. Tekanan kepada Anwar juga muncul atas sikap politiknya. Tokoh-tokoh BN maupun mantan PM Malaysia Mahathir Mohamad, menuduh Anwar sebagai tokoh yang tidak berpihak pada kepentingan Melayu dan Islam. Ini antara lain karena Anwar mendapat dukungan DAP, partai yang ingin menghapus keistimewaan Melayu dan Islam. Mahathir - yang juga berseberangan politik dengan Abdullah Badawi - menuduh Anwar adalah tokoh liberal dan alat kepentingan Yahudi. "Dia teman dekat Paul Wolfowitz, seorang neo-Yahudi," tulis Mahathir dalam laman blognya. Dua hari sebelum pemilihan, 200 tokoh-tokoh muda PKR, menyatakan keluar dari partai Anwar Ibrahim. Alasan mereka, perjuangan Anwar telah melenceng dan sangat merugikan Melayu serta Islam. Mereka juga menilai Anwar telah menjadikan PKR layaknya perusahaan pribadinya. Para pengamat untuk sementara meyakinkan Anwar memenangkan pemilu sela, meski sangat tipis. Ini antara lain karena Anwar bertanding di kota kelahirannya dan di tengah merosotnya popularitas BN. Pemilihan sela ini akan diikuti 58,459 pemilih, Pada pemilu besar lalu, Wan Azizah - istri Anwar -- meraih 30.338 suara, mengalahkan calon dari BN. Hari Senin ini akan sangat menentukan karier Anwar Ibrahim, apakah dia lolos ke parlemen dan memimpin oposisi, atau sebaliknya? Rakyat Permatang Pauh-lah yang menentukan hingga Senin pukul 20.00 waktu setempat.(*)

Oleh Oleh Asro Kamal Rokan
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2008