Pontianak (ANTARA) - Pemerintah Kota Pontianak melalui Dinas Koperasi Usaha Mikro dan Perdagangan (Diskumdag) kota setempat menyatakan, elpiji subsidi atau elpiji tiga kilogram hanya untuk masyarakat miskin dan usaha mikro rumah tangga.

"Jika di lapangan sesuai prosedur artinya dari Pertamina kemudian ke agen diteruskan ke pangkalan maka kuota tersebut cukup," kata Diskumdag Kota Pontianak, Hariyadi S Triwibowo di Pontianak, Jumat.

Ia menjelaskan, maraknya usaha mikro rumah tangga juga menambah tinggi penggunaan elpiji tiga kilogram, sehingga kuota 22 ribu tabung tiga kilogram per hari untuk wilayah Kota Pontianak tersebut, dirasakan masih belum mencukupi, meskipun pihaknya bersama pihak Pertamina dan Satpol PP Kota Pontianak sudah melakukan pengawasan di lapangan, seperti rumah makan, restoran, cafe, usaha kecil menengah dan hotel.

"Semestinya 29 kelurahan yang ada di Kota Pontianak terakomodir dengan kuota 22 ribu tabung tiga kilogram per harinya itu," ucapnya.

Haryadi menyampaikan kelangkaan yang terjadi akibat dari berbagai faktor, diantaranya adanya pelaku usaha kecil dan menengah yang masih menggunakan elpiji subsidi tersebut, juga masih banyak rumah tangga yang bukan merupakan masyarakat kurang mampu tetap menggunakan elpiji subsidi itu.

Selain itu, menurut dia, di lapangan ternyata masih juga ditemukan pihak pelaku usaha yang menggunakan elpiji tiga kilogram, bahkan ada yang menyimpan sampai 30 tabung. Pengusaha seperti itu adalah pelaku usaha yang nakal, seharusnya mereka menggunakan elpiji nonsubsidi bukannya malah mengambil haknya masyarakat miskin.

Ia meminta kepada Pertamina untuk lebih ketat dan tegas terhadap pangkalan agar menjual elpiji tersebut memang kepada masyarakat langsung dan yang memang berhak.

Baca juga: Satpol PP: Masih ditemukan rumah makan gunakan elpiji subsidi

Haryadi menambahkan, pihaknya juga telah meminta kepada seluruh Aparatur Sipil Negara (ASN) untuk tidak menggunakan elpiji tiga kilogram, dan melakukan kerja sama dengan pihak Pertamina dalam menggelar Operasi Pasar di sejumlah pasar tradisional di Pontianak.

Sementara itu, Sales Brand Manager 1 Pertamina Wilayah Kalbar, Endo Eko Satrio menyatakan, pihaknya bersama Diskumdag Kota Pontianak mulai hari Kamis (31/10) dan dua hari ke depannya telah menggelar Operasi Pasar di lima titik di Kota Pontianak, dan tiga titik di Kabupaten Kubu Raya.

Operasi Pasar di lima lokasi di wilayah Kota Pontianak, yaitu Pasar Kemuning, Flamboyan, Dahlia, Puring dan Pasar Kenanga untuk Kota Pontianak.

Menurut dia, pihaknya telah menyiapkan 10.640 tabung melalui 12 agen untuk wilayah Kota Pontianak, kemudian 6.160 tabung melalui sembilan agen di Kabupaten Kubu Raya.

Endro mengimbau, kepada masyarakat Kota Pontianak dan Kubu Raya serta sekitarnya agar tidak "panic buying" dalam membeli elpiji subsidi tersebut, karena jika hal itu dilakukan malah membuat stok elpiji menjadi cepat habis.

Sementara itu, Region Manager Comm, Relation and CSR Pertamina Wilayah Kalimantan, Heppy Wulansari mengimbau kepada masyarakat mampu agar beralih menggunakan Bright Gas dengan varian tabung 5,5 kilogram dan 12 kilogram. Elpiji Bright Gas sangat aman karena teknologi Double Spindle Valve System, lebih ringan dibawa, dan lebih cantik untuk diletakkan di dapur.

Pihaknya akan terus memantau dalam beberapa waktu ini dengan terus melakukan koordinasi dengan instansi terkait, kami akan lakukan operasi pasar lanjutan bila dibutuhkan.

"Kami berharap masyarakat juga dapat berperan aktif dalam mengawal lancarnya pendistribusian elpiji subsidi dengan melaporkan kendala yang ditemukan ke contact center 135 atau melalui email pcc@pertamina.com," katanya.

Baca juga: Pertamina gelar operasi pasar elpiji bersubsidi di Pontianak

Pewarta: Andilala
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2019