Wamena (ANTARA) - Sebanyak 44 siswa dan tiga guru di SMA Negeri 1 Wamena di Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua minta pindah ke luar karena trauma.

Kepala SMA Negeri 1 Wamena Yosep Wibisono di Wamena, ibu kota Kabupaten Jayawijaya, Jumat, mengatakan tiga orang itu berasal dari unsur guru tidak tetap.

"Sebanyak 44 siswa itu saya sudah tandatangan surat pindahnya," katanya.

Puluhan siswa dan tiga guru ini memiliki alasan pindah karena dikhawatirkan peristiwa kerusuhan seperti pada 23 September terjadi lagi.

Baca juga: Siswa menikmati bermain di hari pertama sekolah usai kerusuhan Wamena

"Alasan ketiga, mereka mencari tempat yang dianggap mungkin memberikan kenyamanan bagi mereka," katanya.

Baru 544 dari total 900 siswa di SMA Negeri 1 Wamena yang sudah masuk sekolah. Sebagian dari jumlah yang belum masuk sekolah itu ada yang dititipkan di sekolah lain di luar Papua dan sebagiannya tidak jelas.

"Ada siswa belum masuk yang tidak ada keterangan, sehingga pada kesempatan ini saya sampaikan kepada orang tua untuk proaktif melapor ke sekolah mengenai anak-anak," katanya.

Baca juga: SMP 3 Wamena tetap akomodir siswa baru tanpa identitas

Yosep mengatakan sebentar lagi siswa akan mengikuti ulangan, termasuk ujian sehingga orang tua perlu membantu pihak sekolah untuk memberikan keterangan terkait anak-anak yang belum hadir.

"Untuk kelas XII, segera kami melaksanakan falidasi data sebagai peserta ujian jadi kami butuh kerjasama orang tua murid," katanya.

Baca juga: 123 siswa SMP pengungsi asal Nduga ikut ujian nasional di Wamena

Pewarta: Marius Frisson Yewun
Editor: Masnun
Copyright © ANTARA 2019