Bangkok (ANTARA) - Pemerintah Thailand, Jumat, mengerahkan lebih dari 17.000 petugas keamanan menjelang Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-35 ASEAN tiga hari di Bangkok, guna mengantisipasi sejumlah serangan bom yang terjadi pada pertemuan sebelumnya beberapa bulan lalu.

Sejumlah jalan di sekitar lokasi penyelenggaraan KTT Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) dan  KTT Asia Timur (EAS) di Nonthaburi, wilayah utara Bangkok, telah ditutup untuk publik sejak Kamis (31/10).

Sebanyak 5.000 petugas keamanan juga disiagakan di lokasi acara, kata asisten kepala kepolisian Thailand, Damrongsak Kittiprapas.

Keamanan menjadi perhatian utama Thailand setelah serangkaian serangan bom terjadi di Bangkok pada Agustus, ketika kota itu menjadi tuan rumah pertemuan para menteri luar negeri ASEAN. Dalam pertemuan itu, juga hadir para menteri luar negeri dari AS, China, dan beberapa negara adidaya lainnya.

Pemerintah mengumumkan tidak ada korban jiwa akibat serangan itu, tetapi empat warga dikabarkan luka-luka. Kepolisian menjelaskan serangan itu terkait dengan situasi politik dalam negeri Thailand.

Polisi menduga beberapa tersangka terkait dengan kelompok pemberontak di wilayah Thailand selatan yang telah menewaskan 7.000 orang sejak mereka mulai beraksi pada 2004.

"Kami tidak akan membiarkan serangan bom yang terjadi pada pertemuan sebelumnya terulang," kata Damrongsak.

"Oleh karena itu, kami telah mengawasi semua wilayah yang rawan serta meningkatkan kegiatan intelijen. Sejauh ini, belum ada tanda-tanda atau aktivitas apapun yang mengancam," katanya. 

Para pemimpin 10 negara ASEAN akan bertemu pada Sabtu dan Minggu. Mereka kemudian akan menghadiri EAS atau pertemuan puncak negara Asia Timur pada Senin. Delegasi yang hadir merupakan perwakilan dari Australia, China, India, Jepang, Selandia Baru, Korea Selatan, Amerika Serikat, dan Rusia.

Perdana Menteri China Li Keqiang telah memastikan kehadirannya pada East Asia Summit atau EAS, sementara AS hanya mengirimkan Menteri Perdagangan Wilbur Ross dan Penasihat Keamanan Gedung Putih Robert O'Brien untuk mewakili Presiden Donald Trump.

Sejumlah topik yang diperkirakan dibahas pada rangkaian pertemuan puncak di Bangkok antara lain soal perdagangan internasional dan masalah-masalah seperti sengketa Laut China Selatan dan penderitaan masyarakat suku Rohingya yang lari mengungsikan diri dari Myanmar.  

Sumber: Reuters

​​​​​​​Baca juga: Presiden berencana bahas pembangunan infrastruktur di KTT ASEAN
​​​​​​​
Baca juga: Mahathir pimpin Malaysia hadiri KTT ASEAN di Bangkok

​​​​​​​
Baca juga: KTT Asia Timur kendaraan dasar dorong arsitektur Indo-Pasifik

Penerjemah: Genta Tenri Mawangi
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2019