Kuala Lumpur (ANTARA) - Produsen gawai asal Finlandia Nokia mengincar pelabuhan-pelabuhan di Malaysia untuk memasarkan teknologi telekomunikasi generasi kelima atau 5G mengingat negara di Asia Tenggara itu berencana meluncurkan layanan sinyal tercepat itu pada tahun depan.

Nokia tahun lalu bekerja sama dengan Pelabuhan Hamburg di Jerman untuk menguji coba teknologi 5G dalam pengaturan lalu lintas kendaraan dan barang. Teknologi 5G milik Nokia diuji coba pada kegiatan memproses data pada alat perancang realitas buatan dan sensor pada gawai.

Berawal dari uji coba di Hamburg, Nokia lanjut berencana membangun teknologi serupa di Negeri Jiran, kata Kepala Perwakilan Nokia di Malaysia, Siva Shanmugam.

Akan tetapi, rencana Nokia ke Malaysia akan disambut persaingan ketat dari produsen alat telekomunikasi terbesar China, Huawei. Perusahaan itu telah lebih dulu menandatangani kerja sama dengan perusahaan telekomunikasi Malaysia. Kerja sama bisnis Huawei ke Malaysia merupakan salah satu cara perusahaan bertahan sejak masuk dalam daftar perusahaan yang dilarang beroperasi oleh AS.

Baca juga: Huawei capai penjualan 200 juta smartphone

"Nokia tengah mempelajari jenis jalur komunikasi untuk teknologi 5G di Malaysia," kata Shanmugam dalam surat elektronik yang diterima, Kamis (31/10). "Salah satu bidang yang akan kami pelajari lebih jauh adalah tata kelola pelabuhan," tambah dia.

Malaysia merupakan salah satu pusat niaga strategis yang terletak di dua perairan tersibuk Asia Tenggara, yaitu Selat Malaka dan Laut China Selatan. Negara itu memiliki tujuh pelabuhan yang dikelola oleh pemerintah pusat, salah satunya Port Klang yang menjadi pelabuhan tersibuk ke-12 dunia pada tahun lalu.

Shanmugam mengatakan Nokia saat ini bekerja sama menguji coba teknologi 5G dengan tiga perusahaan telekomunikasi Malaysia, salah satunya U Mobile.

Sebelumnya, Huawei telah menandatangani kerja sama membangun teknologi 5G dengan Maxis, penyedia jasa sinyal komunikasi terbesar kedua di Malaysia. Perusahaan asal China itu juga telah membangun kerja sama mengembangkan sinyal 5G dengan Celcom, anak perusahaan Axiata Group Bhd.

Perlu diketahui, Huawei masih menjadi sorotan warga dunia setelah AS pada tahun lalu menduga produk perusahaan itu digunakan pemerintah China untuk kegiatan mata-mata, tuduhan yang dianggap Pemerintah China tidak berdasar.

Alhasil, Washington pada Mei menempatkan Huawei dalam daftar perusahaan yang dilarang masuk ke AS. AS bahkan mendesak negara-negara mitra ikut melarang Huawei membangun jaringan telekomunikasi 5G.

Baca juga: Amerika Serikat minta Pengadilan Federal tolak gugatan Huawei

Saat ditanya mengenai cara Nokia menghadapi produk murah Huawei, Shanmugam menjelaskan Nokia memiliki 48 kesepakatan bisnis membangun teknologi 5G di berbagai belahan dunia dan perusahaan itu punya "portofolio yang unik".

"Rekam jejak itu memungkinkan Nokia memberi pengalaman menggunakan teknologi 5G yang jauh berbeda (dari penyedia jasa lain, red) di Malaysia," terang Shanmugam.

Nokia yang bersaing dengan Ericson, perusahaan telekomunikasi asal Swedia, telah mempekerjakan ratusan insinyur di Finlandia untuk mempercepat pengembangan teknologi 5G.

Sumber: Reuters

Baca juga: Nokia tunda peluncuran 5G

Baca juga: Nokia: 70 persen operator fokus ke 5G

Baca juga: Bangun 5G, Indonesia perlu perhatikan ini

 

Menkominfo pastikan uji coba 5G di kawasan GBK

Penerjemah: Genta Tenri Mawangi
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2019