Awan Garnida, Wawan, Adnan Sigit, Beni Pratama, Ramundo Gascaro dan Tompak tidak pernah membayangkan jikalau "keisengannya" menjiplak habis band tersohor The Beatles akan membawanya ke Inggris. Bahkan awak band "G Pluck" itu, bisa tampil di club "Cavern Pub", Mathew Street, Liverpool. "Cavern Pub" adalah saksi sejarah kebesaran The Beatles, di tempat itulah band yang diawaki John Lennon, Paul McCartney, Ringo Starr, dan George Harrison itu memulai debut manggung dan akhirnya menjadi legenda musik Inggris, bahkan dunia. "Apalagi tampil, mimpi aja nggak pernah," ujar Awan, pemain bas G-Pluck. "G-Pluck" memang kelompok musik yang didedikasikan kepada The Beatles. "Boleh disebut G-Pluck adalah The Beatles-nya Indonesia," katanya kepada koresponden Antara. Perjuangan Awan dan kawan kawan di kota Liverpool tidak mudah. Ia harus melewati penantian panjang agar dapat tampil di tempat "keramat" itu. Hanya 40 kelompok musik yang dapat turut manggung dalam "Beatles Week Festival" yang berlangsung dari selama seminggu dari tanggal 22 hingga 27 Agustus. Menurut Awan, ada sekitar 200 grup dari 65 negara yang ingin meramaikan "Beatles Week Festival" yang sudah berlangsung sejak 25 tahun lalu itu. Dan baru dua kelompok musik dari Asia yang ikut, yaitu dari Jepang dan Indonesia. "G Pluck" memang tidak sekedar menjiplak penampilan John Lennon dan kawan-kawan. Mereka harus mengeluarkan dana yang tidak sedikit agar jiplakan mereka "persis" dengan The Beatles. Gitar Adnan Sigit misalnya sama persis dengan kepunyaan George Harrison. Ketukan drum Beni itu terdengar sama persis dengan Ringo Starr, bahkan kostum yang mereka pakai, dibuat sama persis dengan kostum awak The Beatles. Awan makin berbahagia, karena penampilan mereka di Liverpool disambut hangat oleh publik Inggris. "Setiap kali kita manggung, nama Indonesia selalu disebut-sebut," ujar Awan. Bahkan di luar panggung banyak pula yang berteriak, "G-Pluck from Indonesia". "Bangga juga rasanya nama Indonesia disebut-sebut," ujar Awan yang sempat meramaikan acara pesta rakyat dalam rangka HUT RI ke 63 di Wisma Nusantara, London. Selama pekan mengenang The Beatles itu, G-Pluck tampil sebanyak tujuh kali. Warga Indonesia penggemar Beatles, Tuni Morris, merasa surprise ada kelompok musik Indonesia yang bisa terpilih dalam "Beatles Week Festival". "Bangga sekali, saya akhirnya bisa melihat grup band Indonesia tampil di ajang international," ujar Tuni Morris, yang hijrah ke Inggris mengikuti sang suami yang tinggal di Merseyside, Liverpool. Tuni Morris mengatakan meskipun lagu-lagu yang dinyanyikan merupakan lagu-lagu Beatles, namun musikalitas G-Pluck begitu total. "Suara tidak diragukan lagi, apalagi penampilan di panggung yang lengkap dengan seragam khas Beatles menunjukan bahwa untuk menjiplak saja ternyata harus serius," ujar Tuni. Lintas generasi, suku dan negara Sementara itu, Bowie Djati yang ikut mengantarkan G Pluck sampai ke Liverpool mengatakan bahwa fenomena Beatlemania di Indonesia itu sama halnya dengan yang dijumpai di berbagai negara di dunia. The Beatles telah menjadi legenda lintas generasi, lintas suku dan lintas negara. "Lucu memang ada The Beatles yang berwarna kulit sawo matang dan berhidung pesek," kata Awan. Setiap kelompok musik memiliki kelompok penggemar yang fanatik. "Beatles tribute band" adalah istilah yang dikenakan kepada kelompok musik yang membawakan lagu Beatles sebagai tema sentral. "Beatles Week Festival" tidak sekadar ajang Beatles biasa. Menurut Bowie, perjuangan G-Pluck sampai di Liverpool telah dimulai setahun yang lalu. Bowie sebagai pengemar berat Beatles melakukan riset mengenai tempat tempat bersejarah di Liverpool dan London, berusaha mencari tahu apakah ada formulir yang bisa mereka isi dan kemana harus mendaftar untuk turut serta. Baru tiga bulan kemudian mereka mendapat jawaban, apalagi panitia sibuk mempersiapkan Natal dan tahun baru. "Saya harus menelpon Liverpool untuk berbicara langsung dengan panitia," ujar Bowie Setelah penantian panjang, Bowie mendapatkan email yang mengatakan, "Why dont you send us your band`s profile, and we`ll see it from there." "Untungnya Awan sudah siap dengan profilnya," kenang Bowie. Beberapa minggu setelah mereka mengirimkan profil barulah ada jawaban yang memuaskan. G-Pluck diputuskan ikut tampil di Liverpool Beatleweek. Bowie juga ingin meluruskan beberapa pemberitaan yang mengatakan seolah-olah G-Pluck ikut dalam sebuah kompetisi memperebutkan tempat untuk tampil di Liverpool. "Ini murni keputusan penyelenggara, setelah melihat profil G-Pluck," ujarnya. Jadi favorit Bowie menilai penampilan G-Pluck di "Beatles Week" sangat maksimal, bahkan di luar dugaan mereka sangat terima oleh publik Liverpool. Beberapa penonton memberikan berkomentar "spot on!" dan "brilliant!". "Sebuah pujian tulus yang diberikan penonton terhadap penampilan G-Pluck," katanya. Berbagai anggapan yang mengatakan masyarakat Inggris, terutama Liverpool sangat protektif dan mereka tidak rela "heritage"-nya dirusak oleh pendatang, ternyata tidak terbukti sama sekali. Mereka sangat antusias menyaksikan G-Pluck. Respon yang sangat positif juga diakui sound engineer "Cavern Pub". "Selama festival berlangsung, G Pluck menjadi favorit," katanya. The Beatles memang memiliki penggemar luas di Indonesia. Para penggemar kelompok musik ini tergabung dalam perkumpulan penggemar Beatles, yang diberi nama "Indo Beatlemania Club" (IBC). IBC saat ini dikomadoi Ocoy. Bowie mengatakan secara berkala IBC mengadakan "event" demi mengenang sang legenda. (*)

Oleh Oleh Zeinyta Gibbons
Copyright © ANTARA 2008